Deretan PO Bus Berusia Lebih dari 30 Tahun, Ada yang Berdiri sejak Penjajahan Jepang dan Belanda
JAKARTA, iNews.id - Perusahaan Otobus (PO) semakin menjamur di Indonesia. Namun, banyak dari mereka yang tidak mampu bertahan.
Meski demikian, tidak sedikit yang berhasil menapak usia lebih dari 30 tahun. Ada banyak faktor yang menyebabkan PO bus tumbang, dan lainnya bertahan hingga puluhan tahun.
Di Indonesia terdapat lebih dari 5.000 PO bus yang terdaftar resmi di Kementerian Perhubungan. Namun, hanya sebagian yang merupakan pemain lama di dunia transportasi darat menggunakan bus.
Beberapa di antaranya sudah berumur puluhan tahun dan ada yang masih beroperasi hingga sekarang. Siapa sajakah mereka?
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut deretan PO bus yang berusia lebih dari 30 tahun yang masih beroperasi di Indonesia.

PO Sumber Alam menjadi salah satu yang tertua di Indonesia sejak didirikan pada 1969, yang awalnya bernama PO Tresno. Perusahaan tersebut dirintis oleh ibu Thung Tjie Hing yang merupakan enek dari Judi Setijawan Hambali.
Pada 1975, akhirnya nama PO Sumber Alam digunakan yang merupakan perusahaan keluarga dengan menggunakan 6 unit bus sebagai awalannya. Hingga saat ini, PO Sumber Alam masih beroperasi yang dilanjutkan oleh Anthony Steven Hambali.

Perusahaan ini hadir berawal dari pasangan suami istri, Yustinus Soeroso dan Yustina Rahyuni Soeroso. Ini didirkan pada 1983 dengan menggnakan satu armada berjenis Colt Diesel AD 9866 A.
Pada 1991, membeli 5 armada bus “Bumel Non AC” dengan merk HINO AK, dan sejak saat itu secara resmi Perusahaan Otobis (PO) Rosalia Indah resmi menjadi perusahaan perseorangan dengan ijin usaha Biro Perjalanan Umum (BPU).
Kini, PO Rosalia Indah menjadi salah satu perusahaan transportasi dengan armada yang sangat banyak. Tercatat ada lebih dari 1.000 staf dan memiliki 140 kantor perwakilan dan agen yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.

PO Safari Dharma Raya merupakan sebuah perusahaan yang juga dikenal OBL yang merupakan singkatan dari nama pendirinya, yaitu Oei Bie Lay. Ini merupakan salah satu PO tertua di Indonesia yang didirikan pada 1969 silam.
Awalnya, OBL membuka layanan bus antar kota dengan menggunakan lima armada yang memiliki rute Temanggung – Magelang – Candiroto dan Temanggung – Wonosobo – Purwokerto di bawah nama perusahaan perseorangan Safari Dharma Raya.
Pada 1971, Sadari Dharma Raya mulai merambah ke dunia bus malam Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dengan membuka trayek Temanggung – Surabaya – Malang. Ini diikuti dengan pembukaan rute Yogyakarta – Jakarta pada 1975.
Kini, perusahaan tersebut sudah dipegang oleh generasi ketiga dan masih eksis hingga saat ini. Bahkan, PO Safari Dharma Raya juga terus meremajakan unit bus merek agar bisa bersaing dengan para rivalnya.
4. Antar Lintas Sumatera (A.L.S)

Nama A.L.S pasti sudah tidak asing lagi bagi mereka suka bepergian ke berbagai wilayah di Pulau Sumatera. Pasalnya, ini menjadi salah satu Perusahaan Otobus tertua di Indonesia yang didirikan di Mandailing Natal, Sumatera Utara, pada 1966.
Bukan hanya dinobatkan sebagai PO tertua, A.L.S juga memiliki trayek terjauh di Indonesia, yakni Malang – Banda Aceh. Bahkan, PO A.L.S pernah membuka trayek hingga ke Pulau Bali, tapi itu ditutup pada 2003 karena alasan efisiensi.
5. PO NPM (Naiklah Perusahaan Minang)

Ini merupakan perusahaan jasa transportasi dengan menggunakan bus yang tertua di Sumatera Barat, bahkan di Indonesia. PO NPM sudah didirikan sejak zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada 1937.
Saat ini, PO NPM berusia 85 tahun dan masih tetap eksis dengan melakukan peremajaan pada seluruh unit busnya. Kini, perusahaan tersebut dipimpin oleh generasi ketiga, Angga Vircansa Chairul sejak 2009 lalu.
6. Damri

Berbicara tentang PO tertua, pastinya tak terlepas dari perusahaan transportasi pelat merah satu ini. Damri sendiri berdiri pada 1943, pada zaman pendudukan Jepang, yakni Jawa Unyu Zigyosha yang merupakan angkutan barang dengan truk, gerobak atau Cikar, dan Zidosha Sokyoku yang melayani angkutan penumpang dengan kendaraan bermotor atau bus.
Setelah Indonesia merdeka, di bawah pengelolaan Departemen Perhubungan, namanya berubah menjadi Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia” disingkat DAMRI berdasarkan maklumat Menteri Perhubungan No.01/DAM/46.
Hingga saat ini, Damri masih melayani angkuran penumpang jarak dekat atau dalam kota dan antar provinsi. Bahkan, PO Damri juga menjadi salah satu yang memiliki izin trayek antar lintas batas negara.
Editor: Ismet Humaedi