Hengkang dari AKAS Green, Ini Kabar Terkini Aprilia Lestari di PO Bus Bagong
JAKARTA, iNews.id– Aprilia Lestari merupakan salah satu wanita yang namanya dikenal luas oleh para pencinta bus. Dia semakin dikenal publik setelah videonya sedang mengendarai bus dengan berbusana daster viral di media sosial.
Aprilia Lestari memutuskan hengkang dari PO AKAS Green dan sekitar satu tahun terakhir, dirinya mengabdi pada PO Bagong.
Bersama PO Bagong, Aprilia mengemban tugas yang sama, yaitu direktur operasional atau yang mengatur segala urusan lapangan. Selain itu, ia juga kerap disibukkan dengan membuat konten di media sosial untuk mempromosikan perusahaannya.
Sekadar informasi, Aprilia Lestari saat ini bekerja untuk divisi bus pariwisata PO Bagong. Kesibukan wanita berparas cantik itu dibagikan oleh Mas Arkan dalam video kunjungannya ke garasi PO Bagong.
“Sekarang udah sibuk ya?,” tanya Arkan saat bertemu Aprilia.
“Banget, sudah kerja sama orang soalnya,” jawab Aprilia.

Sebagai direktur operasional, tugas Aprilia Lestari memastikan kondisi bus benar-benar siap untuk mengantar penumpang. Terutama kebersihannya, yang merupakan perhatian utama Aprilia sebelum bus beroperasi.
“Kalau untuk urusan bersih-bersih semuanya, preparing itu memang aku mau enggak mau harus ngecek sendiri,” kata Aprilia.
Di PO Bagong, Aprilia Lestari diberikan kantor tersendiri untuk memastikan divisi pariwisata yang dikelolanya berjalan dengan baik. Bahkan, ia dibebaskan untuk mendesain kantornya agar ia merasa nyaman selama bekerja.
“Itu ada mural. Tokoh wayangnya juga yang ada di bus. Kenapa ada kode ‘APR’, itu namaku, Aprilia. Sesimpel itu. Di sini itu khusus untuk menerima klien yang ingin melihat bus atau deal-deal-an. Kalau di atas itu khusus administrasi dan tempat rapat,” ujar Aprilia.
Bahkan, ada ruangan khusus untuk Aprilia Lestari yang dilengkapi dengan meja kerja dan kursi untuk menerima tamu atau pegawai yang ingin laporan. Terdapat juga sofa untuknya bersantai apabila penat setelah seharian bekerja.

“Untuk di Karya Timur nomor 74 kota Malang ini khusus divisi pariwisata, tok (saja). Orang itu suka keliru, dikiranya satu. Memang bener kita satu (di bawah) PT Bagong Makmur, satu owner, cuman kalau yang warnanya biru itu cuma ada di sini, pariwisata. Soalnya suka ada yang tanya jadwal AKDP dan segala macem,” ujar Aprilia.
Setelah mengajak berkeliling kantor barunya, Aprilia Lestari menjelaskan alasan dirinya keluar dari AKAS Green. Ini juga sekaligus menjawab rasa penasaran pencinta bus dan isu yang beredar bahwa ada keretakan antara dirinya dengan perusahaan sebelumnya.
“AKAS Green itu pemiliknya adikku sendiri. Aku diperbantukan di situ untuk operasional untuk masa kerja yang tidak menentu. Berawal dari 3 bulan, terus tambah lagi 6 bulan, sampai akhirnya bertahun-tahun,” kata Aprilia.
Merasa hanya membantu adiknya dalam mengoperasikan AKAS Green, Aprilia akhirnya menegaskan kepada Tria, selaku pemilik PO bus akan posisinya. Ia mengatakan ketika Tria menikah, suaminya lah yang harus menggantikan posisinya sebagai direktur operasional.
Namun, saat masa peralihan, pandemi Covid-19 terjadi, yang membuat industri transportasi mati suri. Tetapi, itu dimanfaatkan oleh Aprilia untuk membagikan ilmunya ke adik iparnya agar lebih siap ketika situasi kembali membaik.
“Akhirnya masa pandemi, itu momen bagus gua untuk mentransfer ilmu. Dalam satu tahun itu adik ipar Alhamdulillah udah paham betul. Pas 2021, benar-benar masa tugasku selesai. Tapi enggak ada yang tahu kecuali keluarga atau orang-orang kantor, karena apa? Buat apa, memang enggak ada masalah, dan itu kan internal jadi buat apa digemborkan,” ucapnya.
Aprilia juga mengungkapkan awal mula dirinya bergabung dengan PO Bagong, yang dikenal sebagai salah satu perusahaan bus besar di Jawa Timur. Menurutnya, ini sebuah keberuntungan karena diberi kepercayaan mengelola perusahaan besar.
“Alhamdulillah, Pak Budi, owner Bagong pariwisata ini memberikan tanggung jawab ke aku untuk ngurus 100 persen Bagong biru pariwisata divisi khusus ini. Aku khusus di divisi Bagong biru pariwisata itu start Desember, akhir tahun kemarin,” ujarnya.
Editor: Ismet Humaedi