Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mengintip Bus Anti Peluru Freeport, Dibuat untuk Keamanan Antar Jemput Karyawan
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Pemilik PO 27 Trans, dari Jualan Baju Jadi Pengusaha Bus Pariwisata dan AKAP

Senin, 20 Februari 2023 - 15:26:00 WIB
Kisah Pemilik PO 27 Trans, dari Jualan Baju Jadi Pengusaha Bus Pariwisata dan AKAP
PO 27 Trans didirikan Uji Kuswanto di Malang, Jawa Timur. (Foto: YouTube PerpalZ TV dan Instagram)
Advertisement . Scroll to see content

“Supaya nggak mainstream, agar ada benang merah di sebuah perusahaan. Dari segi huruf saja sudah beda, kan pada umumnya pada huruf balok. Ini sedikit main ke Eropa-Eropaan lah. Namanya Inspired,” ujarnya.

Keunikan ini juga yang dibawa ke PO 27 Trans yang digelutinya pada 2015, setelah 13 tahun menggeluti usaha distro. Ini terjadi karena kecintaannya terhadap dunia otomotif yang akhirnya menggerakkan hatinya untuk membuat perusahaan otobus.

“Jadi waktu di distro dulu senengnya otak-atik mobil, nah itu kan tidak menghasilkan malah menghabiskan. Saya nongkrong di Batu, lihat bus pariwisata kok banyak ya. Akhirnya di situ muncul rasa ingin mengkustom bus tapi dapat uang,” ucapnya.

Uji mengaku memulai usahanya dengan membeli lima bus bekas dan dimodifikasi sesuai dengan keinginannya, tapi tetap mempertahankan keselamatan penumpang. Setelah memahami cara kerjanya, dia mulai membeli bus baru dan dilakukannya sampai sekarang.

“Pada 2016 mencoba bus baru, ternyata ketagihan. Pertama kan karena seneng, utek-utek mobil tapi bisa menghasilkan. Jadi, senengnya muncul terus,” ucapnya.

Saat pandemi Covid-19, Uji nekad untuk terjun di transportasi AKAP yang membuatnya merasa menjadi laki-laki sesungguhnya. Pasalnya, persaingan sangat ketat dan sebagai pendatang baru harus meluncurkan sesuatu yang berbeda.

“Jadi sebelum pandemi itu sudah punya keinginan untuk membuka AKAP. Saya sudah mencari-cari informasi, bagaimana pola bermain AKAP. Pada waktu itu, memang memberikan layanan sulit, tapi kebutuhan konsumen itu sangat besar. Jadi saya ambil orang-orang yang takut naik bus, mahasiswa, dan penumpang kereta, memang repot tapi kuncinya di situ,” katanya.

Editor: Ismet Humaedi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut