Kisah Pemilik PO Persada Mengawali Usaha dari Sopir Angkutan Desa, Kini Punya Puluhan Armada Bus Mewah
JAKARTA, iNews.id – Perjuangan pemilik perusahaan otobus (PO) dalam membangun usaha hingga sukses selalu menarik perhatian masyarakat. Usaha mereka dalam membangun PO bus menjadi sumber insipirasi.
Salah satunya Haji Zainul Arifin, pemilik PO Persada. H Zainul sebagai membangun usahanya dari seorang sopir angkutan desa.
Saat ini, PO Persada berdiri kokoh sebagai perusahaan transportasi otobus yang melayani bus pariwisata. Bermarkas di Limpung, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Arifin memulai perjuangannya dari bawah.
“Kalau terjun di dunia transportasi sudah dari tahun 70-an, tapi kalau untuk milik sendiri itu mulai tahun 79. Mobil-mobil yang belakangnya kaya gerbong. Itu angkutan penumpang, pada saat itu di sini adanya itu. Untuk angkutan pedesan,” ujar Zainul dilanair dalam video di kanal YouTube PerpalZ TV.
Dia mengungkapkan saat itu dirinya mengemudikan sendiri angkutan tersebut karena belum mampu membayar karyawan dan unitnya hanya satu. Namun, berkat kegigihannya dia bisa menambah armada angkutan pedesaan.
“Pada saat itu memang suasa angkutan masih ramai. Terus pada 1983, mulai ke minibus. Pakai colt diesel, micro bus. Itu jadi pengganti mobil-mobil pikap, untuk mengangkut pegawai, anak sekolah, dan lainnya, karena roda dua masih sangat jarang,” katanya.
Untuk menjadi pelayan publik dengan menghadirkan angkutan pedesaan Zainul melihat saat itu karena ada peluang. Sebab, jarak dari desa satu ke desa lain sangat jauh, sehingga angkutan pedesaan sangat diperlukan.
“Saya melihat kebutuhan masyarakat pada saat itu kan tinggi. Sebelum tahun 1977 saya dagang di pasar sebenarnya. Pada 1979 saya melihat situasi, akhirnya saya pindah ke angkutan,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu, Zainul terus meningkatkan angkutan yang dimilikinya untuk menampung orang lebih banyak. Setelah Colt diesel, dia mulai mengembangkan ke bus 3/4 untuk angkutan antar kabupaten.
“Pada 2000 itu belum ada angkutan pariwisata, jadi saya awalnya mulai pakai mobil 3/4 dua unit khusus carteran. Tapi luar biasa (responsnya) saat itu. Nah, pada 2001 itu saya mulai beralih ke bus besar,” katanya.
Ketika ingin beralih ke bus besar, H Zainul mengaku tidak tahu harus kemana untuk mendapatkan unitnya. Akhirnya, dia mendapat informasi ada salah satu perusahaan yang menjual armada bekas antar-jemput karyawan.
“Cuma dulu saya enggak ngerti caranya (beli bus). Akhirnya ada bus bekas LG ada 2 unit saya beli di Salatiga kondisinya masih bagus, kita ambil. Dalam satu bulan itu bisa berangkat terus, jadi dalam sebulan itu ada 30 hari tapi jadi 35 hari dihitungan kita,” katanya.
Kini, H Zainul memilih fokus pada angkutan pariwisata hingga memiliki puluhan unit bus mewah. Adapun ciri khas dari PO Persada ini armadanya memiliki cat warna merah.
Editor: Dani M Dahwilani