Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Karyawan PO Bus Kena PHK gegara Kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Larang Study Tour
Advertisement . Scroll to see content

Kisah PO Bus Tami Jaya, Didirikan Seorang Ibu dari Coba-Coba Sukses Bertahan hingga Puluhan Tahun

Senin, 23 Januari 2023 - 12:59:00 WIB
Kisah PO Bus Tami Jaya, Didirikan Seorang Ibu dari Coba-Coba Sukses Bertahan hingga Puluhan Tahun
Erike Kristiana Dewi, direktur PO Tami Jaya (Foto: YouTube PerPalZ TV dan Instagram @tamijaya)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Mendirikan sebuah Perusahaan Otobus (PO) biasanya dilakukan dengan perencanaan matang. Ini berbeda dengan PO Tami Jaya yang berdiri dari coba-coba, tapi sukses bertahan hingga sekarang

Butuh biaya besar dalam mendirikan PO bus, khususnya untuk membeli armada yang bernilai ratusan juta hingga miliaran rupiah. Perizinan mendirikan perusahaan jasa transportasi juga membutuhkan ongkos tak sedikit.

Namun, PO Tami Jaya memiliki kisah yang berbeda ketika didirikan pada 1985, oleh Mamiek Soekarno dan suaminya, Soekarno. Keduanya awalnya merupakan pengusaha di bidang angkutan niaga untuk kebutuhan pertanian.

“Ibu sama Bapak awalnya punya toko untuk pertanian, dari situ membutuhkan truk buat angkut pupuk. Terus sejarahnya ada Bude, kakaknya ibu, yang lebih dulu merintis bus, ‘Ayo coba bermain di bis’,” kata Erike Kristiana Dewi, direktur PO Tami Jaya dalam video di kanal YouTube PerpalZ TV.

Meski ajakan datang dari orang terdekat sudah memperlihatkan hasil positif dari usaha bus, Mamiek tak langsung tergiur. Erike mengungkapkan sang ibu akhirnya tertarik dan mengorbankan salah satu truknya.

“Awal mulanya itu dari truk, pada zaman itu truk bagong. Itu di karoseri jadi bus, masih ada sampai sekarang. Dari situ ibu bermain bus kok seneng, terus ada tawaran beli bus seken. Akhirnya beli baru sampai sekarang,” ujarnya.

Erike menuturkan berdasarkan cerita yang ditangkap dari sang ibu dan mendiang ayah, mereka mengawali usaha tersebut dari coba-coba. Jika tak berhasil mereka masih memiliki usaha di bidang pertanian yang cukup kokoh menopang perekonomian keluarga.

“Kalau dari cerita ya ibu hanya mencoba, kan dulunya berurusannya sama barang, benda mati. Tapi tak tahu bagaimana, pada akhirnya kok bilus menyenangkan. Karena dulu (persaingannya) masih enak nggak seperti sekarang,” katanya.

Kesuksesan PO Tami Jaya dalam bertahan diketatnya persaingan transportasi darat, khususnya bus, adalah armadanya yang selalu dapat membuat nyaman penumpang. Ini dapat terjadi karena perawatan dilakukan oleh perusahaan sangat ketat.

“Intinya yang benar-benar terlibat dalam perusahaan ini kan ibu. Jadi ibu itu prinsipnya kan dia itu seorang perempuan tidak tahu mesin. Ibu itu bilang ke montir, untuk masalah mesin itu tidak boleh KW harus ori. Terus oli, misal standarnya (penggantian) 10.000 km, harus diganti sebelum mencapai itu. Jadi mainnya itu main aman,” ucap Erike.

Nama Tami Jaya diambil dari kakak Erike yang meninggal dalam kandungan sang ibu. “Tami Jaya itu dari nama kakak saya yang sudah almarhum. Jadi ibu itu sebenarnya punya lima anak, saya anak kelima. Nomor keempat ini meninggal di kandungan namanya Utami Nuratri Dewi, yang akhirnya dijadikan ibu sebagai malaikat kami di keluarga dan perusahaan,” ujarnya.

Mengabadikan nama anak yang belum sempat terlahir ke dunia, dianggap ibu Mamiek sebagai sebuah penghormatan. Erike juga mengakui ini sangat berpengaruh terhadap apa yang terjadi di perusahaan hingga bertahan sampai sekarang.

Editor: Ismet Humaedi

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut