Livery PO MTI Disebut Mirip PO Haryanto, Rian Mahendra: Sudah Jadi Ciri Khas Aku
JAKARTA, iNews.id– PO Mahendra Transport Indonesia (MTI) resmi melakukan line perdana, pada Sabtu (24/6/2023). Menariknya, livery yang digunakan perusahaan otobus besutan Rian Mahendra itu sangat mirip dengan PO Haryanto.
Rian Mahendra pun mengakui livery pada PO MTI memiliki desain yang serupa dengan perusahaan tempatnya dulu bekerja. Namun, itu dilakukan karena sudah menjadi bagian dari dirinya, mengingat desain livery PO Haryanto dirancang oleh Rian.
“Kalau itu kan gambar dibuat benar-benar dari inspirasiku banget. Jadi itu gambar bukan mewakili PO Haryanto, tapi mewakili karakterku karena aku suka. Dan aku pertama kali buat desain itu pada 2003,” kata Rian saat ditemui di Jakarta Timur beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, Rian Mahendra pernah mengakui bahwa Haji Haryanto, yang merupakan ayahnya ingin memasang gambar wayang pada busnya. Akhirnya, Rian memilih tokoh Bima atau Werkudara yang dibuat motif tribal.
“Dulu desain pertama itu kan Pak Haji yang gambar kelapa. Setelah model yang biru, yang pakai selendang itu aku yang bikin dari 2004 sampai terakhir. Jadi kalau ditanya kenapa livery mirip dan wayang mirip karena itu karakter yang aku buat dan itu ciri khas ku. Jadi otomatis kalau aku di suruh gambar lagi maka tarikannya akan sama,” ujarnya.
Bukan hanya gambar wayang, Rian Mahendra juga akan membuat bus dengan warna gelap atau hitam seperti pada PO Haryanto. Bukan tanpa alasan, ini dilakukan demi menekan biaya operasional perawatan bodi dan cat.
“Kalau untuk warna apakah akan menggunakan kelir hitam kembali itu adalah karakterku. Kenapa aku lebih suka pakai kelir hitam? Karena dulu aku pernah pakai kelir merah, kuning, biru bahkan oranye, kita hampir pakai semua warna, tapi warna-warna itu gampang kusam,” ucapnya.
Alasan lainnya adalah PO MTI merupakan angkutan bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi), yang setiap hari harus beroperasi. Berbeda dengan bus pariwisata yang sering berada di garasi dan bisa dilakukan perawatan bodi.
“Makanya kenapa untuk AKAP aku lebih suka hitam karena mampu bertahan paling lama. Bus AKAP kan hidupnya di terminal, tidak akan dandan kalau tidak pulang ke garasi. Beda sama bus wisata yang sering pulang ke garasi kalau lagi gak di pakai,” kata Rian.
Editor: Ismet Humaedi