Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Karyawan PO Bus Kena PHK gegara Kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Larang Study Tour
Advertisement . Scroll to see content

Perbandingan PO Bus Bangladesh dan Indonesia, Mana Paling Mewah?

Minggu, 30 Oktober 2022 - 15:45:00 WIB
Perbandingan PO Bus Bangladesh dan Indonesia, Mana Paling Mewah?
Karoseri di Bangladesh mulai meniru desain milik karoseri di Indonesia agar mendapatkan bentuk bodi yang menarik. (Foto: Laksana/Transajakarta)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Bus menjadi salah satu transportasi massal favorit di berbagai negara. Sebab itu, seluruh perusahaan otobus (PO) berlomba menghadirkan bus terbaik.

Di Indonesia, para pemilik PO selalu meremajakan armada bus dengan merekondisi atau membuat bus baru. Ini dilakukan demi menarik penumpang dan membuat mereka lebih nyaman karena bus yang ditungganginya terawat.

Berbeda dengan negara tentangga, Bangladesh, setiap PO terkesan tak acuh dengan kondisi bus mereka. Jika dirasa bus masih bisa berjalan tanpa kendala mereka akn terus mengoperiasikannya tanpa peremajaan.

Sekadar informasi, menurut bank dunia ada 60 PO bus yang terdaftar di Bangladesh, tapi sebagian besar dari mereka tidak mengikuti trayek yang sudah didaftarkan. Ini membuat biaya perjalanan penumpang membengkak jika tak pandai bernegosiasi.

Namun, belakangan ini beberapa PO di Bangladesh mulai memikirkan keselamatan penumpang dengan meremajakan armada mereka. Bahkan, mereka membangun bodi bus dari Indonesia, salah satunya dari karoseri Laksana.

Itu menandakan model-model bus di Indonesia sangat menarik perhatian karena memiliki desain sporty. Bahkan, karoseri di Bangladesh mulai meniru desain milik karoseri di Indonesia agar mendapatkan bentuk bodi yang menarik.

Salah satunya adalah Green Line, sebuah PO bus yang sudah berdiri sejak 1990 menawarkan layanan pariwisata. Dahulu, bus-bus yang mereka miliki terkesan ketinggalan zaman dengan bentuk kotak-kotak.

Tapi, kali ini Green Line menawarkan layanan yang lebih baik dengan bus-bus yang terlihat lebih modern. Bahkan, mereka menggunakan sasis-sasis dari Eropa, seperti Scania, MAN, hingga Volvo.

Bentuknya juga sangat mirip dengan bus-bus di Indonesia, khususnya yang menggunakan double glass pada kaca depan yang dipisahkan dengan “bando”. Tetap saja, bentuk belakang bodi bus Green Line masih terlihat monoton berbeda dengan bus Indonesia yang terlihat sangat mewah.

PO bus berikutnya adalah Ena yang merupakan salah satu pemesan bodi bus di Laksana. Ini merupakan perusahaan yang paling terenal di Bangladesh dengan mengoperasikan bus AC dan non-AC.

Membuat perbandingan tak lengkap rasanya jika tak membandingkan bus kota Indonesia dan Bangladesh. Sebut saja, TransJakarta dan Dhaka City Bus yang melayani perjalanan di dalam ibu kota masing-masing negara.

TransJakarta saat ini menggunakan sasis-sasis bus dari Eropa, mulai dari Scania, Mercedes-Benz, hingga Volvo. Bodinya juga garapan karoseri dalam negeri yang memahami kebutuhan di dalam negeri.

Bus-bus TransJakarta saat ini jauh lebih nyaman, dan menjadi andalan banyak warga Jakarta untuk mengantar mereka ke tempat tujuan. Mengingat rasa nyaman dan biaya perjalanan yang sangat murah.

Sama seperti di Jakarta, warga di Dhaka juga mengandalkan bus untuk aktivitas sehari-hari mereka. Hanya saja, bus-bus yang melenggang di Dhaka terkesan jadul, bahkan kondisinya terlihat tidak layak jalan.

Indonesia memang belum bisa membangun sasis, tapi di sini memiliki karoseri yang selalu berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman. Permintaan dari Bangladesh untuk membangun bus di Indonesia juga sudah menjadi bukti bahwa bus di Tanah Air lebih baik.

“Model yang paling penting. Kalau kelihatan ‘wah’ penumpang itu senang. Maka bus itu akan jadi acuan, itu yang akan jadi tren. Karoseri kita sudah mengekspor ke Sri Lanka, Bangladesh, dan Myanmar, memang itu negara yang masih berada di bawah kita, tapi ini langkah yang sangat bagus,” kata Ketua Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), Sommy Lumadjeng dalam konferensi pers Bus World, beberapa waktu lalu.

“Jadi ada yang pernah hubungi saya. Lalu saya tanya, kenapa kamu enggak beli bus dari Eropa? Kata dia bus di Eropa harganya mahal bisa tiga kali lipat harga di Indonesia. Modelnya (bus Eropa) jelek Pak,” ujarnya.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut