PO Bus Bertahan hingga Generasi Ketiga, Ada yang Dirintis sejak Zaman Penjajahan Belanda
JAKARTA, iNews.id - Mempertahankan bisnis yang sudah besar jauh lebih sulit saat membangunnya. Kata-kata tersebut kerap terdengar ketika melihat eksistensi sebuah perusahaan.
Banyak perusahaan bermunculan, tapi hanya sedikit yang bisa bertahan lama. Ini juga terjadi pada usaha angkutan bus. Banyak perusahaan otobus (PO) berdiri, tapi tidak sedikit PO bus yang gulung tikar karena tidak bisa bersaing.
Namun, di tengah banyaknya PO bus yang bangkrut, ada beberapa PO bus yang mampu bertahan hingga generasi ketiga. Bahkan, ada yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda.
PO bus mana sajakah itu? Dirangkum iNews.id dari berbagai sumber berikut PO bus yang bertahan hingga generasi ketiga.
1. PO NPM

Perusahaan otobus pertama yang mampu bertahan hingga generasi ketiga adalah PO Naiklah Perusahaan Minang (NPM). PO asal Sumatera Barat (Sumbar) ini merupakan salah satu PO bus tertua di Indonesia.
PO NPM didirikan sejak zaman penjajahan Belanda, tepatnya pada 1937 oleh Bahauddin Sutan Barbangsi Nan Kuniang. Saat in,i PO bus yang bermarkas di Kota Padang Panjang, Sumbar tersebut dikelola generasi ketiga yakni Angga Vircansa Chairul. Dia memilih meneruskan usaha keluarga setelah ayahnya meninggal.
Menurut Angga, pada zaman dulu tidak ada kendaraan, melainkan dokar sebagai sarana transportasi. Hingga akhirnya sang kakek menghadirkan bus sebagai angkutan modern.
Setelah kakeknya meninggal dunia pada 1970-an, ayahnya diminta keluarga untuk meneruskan usaha tersebut. Saat itu, Ayah Angga yang merupakan anak bungsu dari sembilan bersaudara, baru lulus dari SMA dan mau kuliah. Namun, pihak keluarga meminta Ayah Anggalangsung meneruskan usaha keluarga tersebut.
Kemudian, sang Ayah meninggal dunia pada 2006 lalu saat perjalanan dari Jakarta menuju Australia. Kala itu, Angga masih kuliah di Australia dan selesai di 2007. Sempat bekerja di bank, Angga akhirnya kembali ke Padang Panjang meneruskan PO NPM.
2. PO Transport Express

PO kedua yang bertahan hingga generasi ketiga yaitu PO Transport Express. PO yang satu ini merupakan salah satu transportasi andalan bagi masyarakat Minang yang ingin merantau ke Jakarta. Bahkan, PO yang berpusat di Lubuk Alung, Padang Pariaman, Sumatera Barat ini, bisa dibilang PO yang cukup legendaris.
PO Transport Express didirikan pada 1977 oleh Haji Nazar Zakaria Datuak Maharajo Basa. Dia mengawali usahanya dengan bus berukuran sedang yang melayani Antar Kota dalam Provinsi (AKDP).
Seiring perjalanan, pada 1984 PO tersebut akhirnya melayani trayek AKAP menggunakan bus besar jurusan Pariaman-Jakarta, hingga Bandung dan Yogyakarta. PO Transport Express saat ini tengah mempersiapkan peralihan ke generasi ketiga.
Hendrik Dunan Nazar, yang merupakan putra Haji Nazar Zakaria Datuak Maharajo Basa, telah memegang tahta kepemimpinan perusahaan. Dia mulai meregeransi perusahaan kepada putranya Yoga Hendriko Putra.
Diketahui, Yoga merupakan seoarang dokter. Dia memilih ikut mengelola perusahaan keluarga dibanding menjalani profesinya karena sangat menyukai bus sejak kelas 1 SMP.
Sebagai generasi ketiga, Yoga mulai masuk ke PO Transport Express pada akhir 2020, dan sudah membuat sejumlah kebijakan untuk mengembangkan perusahaan.
3. PO Sumber Alam

PO bus ketiga yang masih bertahan hingga generasi ketiga,yaitu PO Sumber Alam. Singkat cerita, PO Sumber Alam berawal dari PO Tresno yang dirintis Thung Tjie Hing di tahun 1960-an.
Dikutip dari Kanal YouTube Sumber alam ID, Anthony Steven Hambali selaku CEO PO Sumber Alam, mengatakan bahwa buyutnya awalnya tidak ingin melanjutkan usaha.
Saat itu, Himawan Hambali, paman Anthony, mengatakan PO Sumber Alam terbentuk setelah mengambil alih PO Kencana Jaya untuk mengambil trayek AKAP melayani rute Jakarta-Yogyakarta.
Untuk memudahkan administrasi, untuk sementara masih menggunakan PO Kencana Jaya. Hingga akhirnya dipindah ke Kutoarjo pada 1978.
Sementara itu, Anthony mulai mengambil alih pimpinan perusahaan paa 2001. Sejak Anthony menduduki kursi kepemimpinan PO Sumber alam, berbagai kebijakan sudah dikeluarkan guna memberikan kenyamanan bagi para penumpang PO Sumber Alam.
4. PO AKAS Green

PO bus lain yang bertahan hingga generasi ketiga adalah AKAS singkatan dari Ali Karman Amat Sekeluarga. PO bus tertua di Jawa Timur tersebut didirikan Ali Karman Amat pada 1956.
Masuk kegerasi kedua AKAS Group pecah menjadi empat usaha baru, yakni AKAS 1, AKAS 2, AKAS 3, AKAS 4. Posisi AKAS Green adalah pecahan dari AKAS 2 yang dipimpin Hartoyo (Tingok), putra kedua Amat Karman.
PO AKAS Green kini dikelola generasi ketiga Nisrina Tria Fajrin setelah sang ayah Hartoyo Karman Amat meninggal. AKAS Green sempat dikelola Aprilia D Lestari selama 7 tahun karena sang adik tiri Nisrina belum bersedia mengelolanya.
Aprilia menjelaskan, dirinya dan sang kakak adalah anak sambung Pak Tingok. "Saat ini sudah diurus sendiri dengan adik saya yang notabene owner AKAS Green dengan suaminya," kata Aprillia.
Adapun saat ini Aprilia memilih bergabung dengan PO Bagong. Dia saat ini menduduki jabatan sebagai kepala divisi pariwisata PO Bagong.
Editor: Dani M Dahwilani