Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Indonesia Tembus Final BWF World Junior Championships 2025 usai Bungkam Tuan Rumah!
Advertisement . Scroll to see content

3 Tunggal Putri Indonesia Gemilang di Kejuaraan Dunia 1980, Ada yang Jadi Kasir usai Pensiun

Rabu, 24 Agustus 2022 - 09:00:00 WIB
3 Tunggal Putri Indonesia Gemilang di Kejuaraan Dunia 1980, Ada yang Jadi Kasir usai Pensiun
Legenda bulu tangkis Verawaty Fadjrin menjadi tunggal putri Indonesia pertama yang menjuarai Kejuaraan Dunia. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Terdapat 3 tunggal putri Indonesia yang gemilang di Kejuaraan Dunia 1980. Salah satunya pernah menjadi kasir apotek usai pensiun.

BWF (Badminton World Federation) tengah menyelenggarakan Kejuaraan Dunia 2022 di Tokyo, Jepang. Indonesia menurunkan para atlet terbaiknya seperti Anthony Ginting, Jonatan Christie, dan pasangan Marcus/Kevin untuk menjadi calon juara dunia.

Indonesia sudah mencatatkan prestasi gemilang ketika Kejuaraan Dunia BWF pertama kali diselenggarakan pada 1977. Pada saat itu, ganda putra Tjun Tjun/Johan Wahjudi keluar menjadi pemenang.

Lalu, bagaimana dengan Kejuaraan Dunia selanjutnya? Kemenangan Indonesia pada ajang Kejuaraan Dunia terus berlanjut. Bahkan, Indonesia mampu membawa pulang 11 medali dari berbagai sektor pada Kejuaraan Dunia berikutnya, salah satunya dari tunggal putri. Berikut tiga tunggal putri kebanggaan Indonesia di Kejuaraan Dunia 1980.

3 Tunggal Putri Indonesia Gemilang di Kejuaraan Dunia 1980:

1. Verawaty Fajrin

Legenda bulu tangkis Verawaty Fajrin baru saja meninggal dunia pukul 06.58, Minggu (21/11/2021). Berikut ini profilnya. (Foto: Antaranews)
Legenda bulu tangkis Verawaty Fajrin baru saja meninggal dunia pukul 06.58, Minggu (21/11/2021). Berikut ini profilnya. (Foto: Antaranews)

Verawaty Fajrin atau Verawaty Wiharjo adalah salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang telah memenangkan berbagai turnamen internasional. Dia merupakan pebulu tangkis yang telah menorehkan banyak prestasi pada tahun 1970-an hingga 1980-an. Debutnya menjadi juara dimulai saat dia menjadi pemenang pada Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis 1974. Saat itu dia masih berusia 16 tahun.

Di masa puncaknya, Verawaty menyabet juara di seluruh sektor dalam berbagai kompetisi dunia. Ia tercatat pernah menjuarai Dutch Open 1977 dalam ganda putri bersama Imelda Wiguna. Tidak cukup sampai di situ, pasangan ini pun membabat habis kejuaraan All England 1979 dengan mengalahkan perwakilan Jepang Atsuko Tokuda/Mikiko di final.

Nama Verawaty Fajrin semakin memuncak kala ia berhasil menjadi juara pada Kejuaraan Dunia 1980 yang dihelat di Jakarta. Di final tunggal putri, Verawaty berhadapan dengan rekan senegara, Ivanna Lie. Dengan skor 11-1 dan 11-3, kemenangan berhasil diraih Verawaty sehingga dirinya berhak atas medali emas.

Lagi, Verawaty menjadi finalis dalam ganda campuran bersama Eddy Hartono pada Kejuaraan Dunia 1989, namun hanya mampu meraih medali perak. Sang legenda bulu tangkis Indonesia tersebut meninggal dunia pada 21 November 2021 lalu akibat kanker paru-paru.

2. Ivanna Lie

Ivanna Lie merupakan pemain bulu tangkis andalan Indonesia di era 1980-an. Bermula dari menjuarai Kejuaraan Daerah, Ivanna berhasil masuk ke pelatnas PBSI pada tahun 1976. Perjuangannya untuk bisa mengikuti kompetisi internasional tidak semudah yang dikira. Berniat untuk mengharumkan nama Indonesia, Ivanna justru terhalang masalah paspor dan kewarganegaraan.

Namanya mulai dilirik usai memenangkan Denmark Open 1979 dan Sea Games 1979. Pada Kejuaraan Dunia 1980, Ivana Lie berhasil menjadi finalis usai menundukkan Lene Koppen dari Denmark. Di babak final, terjadi all Indonesian final karena Ivanna Lie bertemu lawan yang merupakan rekan senegaranya, Verawaty Fajrin. Setelah bertanding dua gim dengan skor 11-1 dan 11-3, Ivanna Lie takluk oleh kelihaian Verawaty. Ia pun harus puas dengan raihan medali perak.

Selanjutnya, nama Ivanna Lie mampu bersinar dalam kejuaraan di Tanah air. Dia berhasil meraih double winner Indonesia Open 1983 pada nomor tunggal putri dan ganda campuran bersama Christian Hadinata.

Tak berhenti sampai di situ, Ivanna kembali hadir menjadi juara usai duet bersama lawannya di Kejuaraan Dunia, Verawaty. Mereka berdua berhasil menyabet gelar juara pada China Open, Indonesia Open, dan Taipei Open 1986. Dilansir dari situs resmi pbdjarum.org, setelah gantung raket, Ivanna diketahui menjadi komentator dari siaran bulu tangkis. Selain itu, ia juga pernah dipercaya menjadi Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga. Kini, Ivanna aktif bekerja di sebuah yayasan sosial dan sudah tidak bermain bulu tangkis lagi.

3. Tati Sumirah

Tati Sumirah, legendaris bulutangkis Indonesia. (Foto: Facebook)
Tati Sumirah, legendaris bulutangkis Indonesia. (Foto: Facebook)

Tati Sumirah adalah salah satu legenda bulu tangkis Indonesia yang berhasil meraih juara pada Piala Uber 1975. Tati sukses menjadi juara dalam tunggal putri usai mengalahkan perwakilan Jepang Atsuko Tokuda dengan skor 11-5 dan 11-2. Sebelumnya, Tati juga pernah meraih medali perak pada Asian Games 1974 dan medali perunggu pada Kejuaraan Bulu Tangkis Asia.

Perjalanan Tati dalam dunia bulu tangkis membawanya pada Kejuaraan Dunia 1980 yang diselenggarakan di Indonesia, tepatnya Jakarta. Tati berhasil mencapai babak semifinal tunggal putri. Menghadapi Verawaty Fajrin, Tati bermain tiga gim. Di gim pertama, ia kalah dengan skor 4-11. Pada gim selanjutnya, Tati mampu bangkit dan memenangi gim dengan skor 11-8. Akan tetapi, di gim berikutnya, Tati tertinggal jauh dari Verawaty dengan skor 3-11. Dengan hasil ini, Tati gagal maju ke final dan hanya mampu mengantongi medali perunggu.

Setahun setelahnya, Tati memilih untuk gantung raket. Namun sayang, hidup sang legenda kurang beruntung. Tidak seperti sekarang, para mantan atlet dulu sangat minim apresiasi. Hal itulah yang dirasakan oleh Tati. Dia tidak mendapatkan uang pensiun sama sekali, bahkan Tati harus bekerja menjadi kasir apotek untuk menyambung hidupnya. Beruntung, ada rekan-rekan yang membantu Tati mendapatkan pekerjaan di perpustakaan perusahaan minyak pelumas. Tati Sumirah mengembuskan napas terakhir pada 13 Februari 2020.

Editor: Dimas Wahyu Indrajaya

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut