Ada Fenomena Langka di MotoGP Malaysia 2022, Bikin Penyelenggara Sakit Kepala
KUALA LUMPUR, iNews.id - Ada fenomena langka di MotoGP Malaysia 2022. Hal ini membuat pihak penyelenggara sakit kepala.
Pihak penyelenggara MotoGP Malaysia 2022 mengeluhkan fenomena tiket balapan yang bakal digelar 21-23 Oktober ini belum terjual 50 persen. Padahal penjualan tiket berlangsung sejak April lalu.
Beberapa faktor diprediksi menjadi alasan sepinya peminat ajang yang bakal berlangsung di Sirkuit Sepang ini. Chief Executive Officer Sirkuit Internasional Sepang (SIC) Azhan Shafriman Hanif mnyebutkan alasan pertama yakni bisa jadi karena absennya pebalap Malaysia saat ini. Ada juga faktor dikenakan pajak di setiap pembelian tiket.
"faktor 25 persen pajak hiburan yang dikenakan oleh pemerintah negara bagian Selangor juga mempengaruhi harga tiket yang naik dua kali lipat," katanya dikutip laman Bernama, Senin (15/8/2022).
Tren penjualan tiket sebenarnya mengalami peningkatan dalam waktu tiga pekan terakhir. Namun tercatat belum mencapai 50 persen dari total penjualan.
Terkait hal itu, dia mengatakan SIC sedang melakukan pembicaraan dengan pemerintah Selangor untuk mengurangi pajak hiburan dalam upaya meningkatkan penjualan tiket.
“Tahun lalu kami sudah membicarakan (masalah) dengan Menteri Besar Selangor tapi sejauh ini kami belum menerima kata final. Sebelumnya kami mendapat pengecualian sampai tahun lalu, tapi tahun ini tidak ada pengecualian,” lanjutnya.
"Jadi kalau pajak yang dikenakan bisa dikurangi, kami harapkan penjualan tiket bergerak lebih cepat. Bagi yang sudah membeli tiket, SIC akan mengembalikannya (selisihnya)," ujarnya.
Dia menginformasikan bahwa harga tiket tahun ini mulai dari paling murah di kisaran 90 Ringgit Malaysia atau sekira Rp297 ribu hingga lebih dari 500 Ringgit Malaysia atau di kisaran Rp1,6 juta.
"Sebenarnya sangat berbeda dengan edisi terakhir yang dimulai dari 40 Ringgit setelah pemerintah negara bagian memberikan pembebasan pajak hiburan," katanya.
Azhan Shafriman optimistis balapan di Sepang akan tetap berlangsung secara meriah. Dia yakin warga Malaysia merindukan ajang balap ini setelah dua tahun penyelenggaraannya harus batal karena wabah COVID-19.
Editor: Reynaldi Hermawan