Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Timnas Voli Putri Indonesia Lolos ke Final Asian Youth Games 2025 usai Hajar Thailand 3-0
Advertisement . Scroll to see content
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Mantan pevoli putri Indonesia yang juga anggota TNI Aprilia Manganang kini diketahui sebagai laki-laki sejati. Lalu bagaiamana nasib medali SEA Games yang dia dapat bersama Timnas Voli Putri?

Gender Aprilia yang sesungguhnya diketahui setelah dirinya melakukan pemeriksaan di RSPAD Gatot Subroto. Dia diklaim menderita Hipospadia sejak lahir yang merupakan kelainan di mana lubang kencing penis ada pada bagian bawah, bukan di ujung.

Kelainan yang dimilikinya membuat Aprilia dinyatakan sebagai perempuan sejak lahir. Kondisi tersebut dibiarkan berlarut-larut saat dirinya kecil karena keterbatasan ekonomi keluarga.

Kini jenis kelamin yang sesungguhnya sudah terkuak setelah melakukan tes. Namun selama masih berstatus perempuan, Aprilia diketahui adalah atlet hebat.

Dia pernah membawa Timnas Indonesia meraih medali perunggu di SEA Games Myanmar 2013. Kemudian medali perunggu SEA Games Singapura dan terakhir medali perak SEA Games 2017 Kuala Lumpur.

Soal nasib medali-medali tersebut, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI pun memberi jawaban. Lewat Sekretaris Kemenpora (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto, mereka menyatakan bahwa deretan medali Aprilia tidak bisa diganggu gugat.

Sebab corrective surgery Aprilia untuk melihat jenis kelamin sesungguhnya dilakukan jauh setelah SEA Games terakhir di Filipina 2019. Meski demikian Kemenpora masih menunggu keputusan dari Komite Olimpiade Nasional (NOC).

"Kan dia ada corrective surgery. Jika itu dilakukan setelah SEA Games Filipina seharusnya tak masalah. Tetapi, kalau sebelum Filipina, tinggal dicari saja aturannya di SEA Games charter. Ada atau tidak yang menyangkut masalah itu," kata Gatot kepada iNews.id lewat sambungan telepon, Rabu (10/3/2021).

"Jika memang diambil, apakah punya atlet yang bersangkutan saja atau keseluruhan tim. Bila kasus ini disamakan dengan doping sangat ekstrem. Contohnya, yang berbuat doping itu atlet Rusia hanya berapa atlet. Tetapi satu negara tak dapat medali. Itu kami tunggu konfirmasinya dari NOC," ujarnya.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut