Berprestasi di Balap Motor dan Para Cycling, Fadli Immammuddin: Hidup Adalah Kompetisi
Menelan kegagalan, Fadli tidak mau menyerah begitu saja. Dia kembali berkompetisi di ARRC 2015 di Sirkuit Internasional Sentul, Jawa Barat. Fadli menang, namun perayaan kemenangan berubah menjadi petaka ketika dia ditabrak dari belakang oleh pembalap Thailand, Jakkrit Sawangswat.
Akibat kecelakaan itu, Fadli harus mengamputasi kaki kirinya dan berhenti dari dunia balap motor. Dia mengatakan, kecelakaan itu merupakan titik terendah baginya.
“Saya sih dari mulai dulu waktu pas balap motor sempat di tingkat Asia, dan saya kecelakaan sampai benar-benar ke tingkat paling bawah sekali, saya jalan saja masih belajar,” kata Fadli kepada awak media, Rabu (6/12/2023).
Walau harus kehilangan sebagian kaki kirinya, Fadli tidak menyerah. Pria kelahiran 25 Juli 1984 itu kemudian memulai kariernya sebagai atlet para cycling pada tahun 2017.
Kariernya langsung menanjak, Fadli meraih berbagai medali dari mulai perunggu hingga emas. Salah satu pencapaian manisnya adalah menyabet medali ASEAN Para Games 2022 di Hangzhou pada Oktober 2023 lalu.
Kini, Fadli tercatat sudah mengoleksi tiga medali emas di World Abilitysport Games (WAG) yang diadakan di Nakhon Ratchasima, Thailand pada 2023. Dia mengatakan, tidak menyerah untuk terus berkompetisi adalah kunci kebangkitannya.
“Jadi belajarlah menguasai kompetisi-kompetisi kecil, sehingga kita bisa menguasai kompetisi yang besar. Dan ya sampai ke titik ini, saya sempat ke titik yang saya berkompetisi dengan anak saya yang baru belajar jalan, karena pada saat itu saya belajar jalan juga, jadi memang harus sampai sekecil itu. Kata orang, hidup bukan sebagai kompetisi. Kalau kita punya anggapan seperti itu, kita dilindas sama orang lain,” ujarnya.
“Karena kompetisi menurut saya artinya sangat bagus ya, karena kita bersaing lawan diri sendiri, melawan rasa malas, agar kita bisa bersaing dengan diri sendiri dan memenangkan kompetisi melawan diri sendiri,” tutur Fadli.
Editor: Fitradian Dhimas Kurniawan