Haru! Marc Marquez Menangis di Balik Helm sejak Lap Terakhir MotoGP Jepang 2025
MOTEGI, iNews.id – Marc Marquez akhirnya bangkit dari keterpurukan panjang dan resmi menyegel gelar juara dunia MotoGP 2025, mengakhiri penantian selama 2.184 hari sejak titel terakhirnya pada 2019. Pembalap Ducati Lenovo itu menyelesaikan balapan di Twin Ring Motegi, Jepang, Minggu (28/9/2025), dengan finis di posisi kedua—cukup untuk mengunci gelar juara musim ini.
Dengan tambahan poin tersebut, The Baby Alien kini mengoleksi 541 poin, unggul 201 poin dari adiknya sekaligus pesaing terdekat, Alex Marquez (Gresini Ducati). Torehan ini membuat Marquez resmi menyamai rekor Valentino Rossi dengan 7 gelar juara dunia MotoGP, dan hanya terpaut satu gelar dari legenda Giacomo Agostini.
Namun, kesuksesan ini tidak diraih dengan mudah. Marquez harus melewati masa penuh luka, operasi, dan keraguan—baik dari publik maupun dari dirinya sendiri.
“Enam tahun yang lalu, saya tidak tahu apa itu penderitaan. Saya hanya merasakan kejayaan, sepanjang karier saya, sejak 2010,” kata Marquez dikutip dari Crash, Minggu (28/9/2025).
“Memang benar saya mengalami beberapa cedera, tetapi butuh waktu pemulihan sekitar 3 bulan, 4 bulan, lalu menang lagi," ujarnya.
Kondisi berubah drastis sejak cedera parah pada 2020. Marquez menjalani empat operasi berbeda di lengan, mengalami patah tulang lain, serta gangguan penglihatan akibat diplopia. Ia pun memutuskan meninggalkan Honda dan mencari lembaran baru bersama Gresini Ducati sebelum akhirnya promosi ke tim pabrikan Ducati Lenovo.
“Jadi, ketika Anda menjalani empat tahun, dengan empat operasi berbeda di lengan. Selain itu, saya juga mengalami patah tulang lain selama waktu itu, dan penglihatan saya menjadi kabur dua kali. Itu sangat sulit," tuturnya.
Marquez menyebut, selama masa sulit itu, dia hanya fokus untuk mencoba bangkit—tanpa berharap lebih.
“Kita manusia. Aku punya bakat, dan orang lain juga punya bakat lain, tapi kita manusia dan hanya berusaha melakukan yang terbaik," ucapnya.
Gelar ke-7 ini menjadi simbol kebangkitan sekaligus puncak pembuktian dari perjalanan penuh darah dan air mata Marquez. Bahkan, ia tak kuasa menahan emosi di lap terakhir balapan.
“Di putaran terakhir (MotoGP Jepang 2025) saya menangis di dalam helm, bahkan sulit untuk melihat titik rem!”
Editor: Reynaldi Hermawan