Pulihkan Mental Bertanding, Tim Bulu Tangkis Indonesia Jalani Terapi Psikologis
VANTAA, iNews.id- Tim bulu tangkis Indonesia bakal menjalani terapi psikologis usai gagal di Piala Sudirman 2021. Terapi psikologis dilakukan untuk meningkatkan kembali mental bertanding tim bulu tangkis Indonesia:
Tim bulu tangkis gagal di Piala Sudirman 2021 karena tersingkir di babak perempat final lawan Malaysia. Tim Indonesia kalah dengan skor 2-3.
Hasil itu tentu berpengaruh kepada mental para pemain. Untuk itu, tim bulu tangkis Indonesia akan menjalani terapi psikologis untuk mendongkrak kembali semangat, motivasi dan daya juang pemain.
Psikolog tim bulutangkis Indonesia, Endro Wibowo mengatakan Hendra Setiawan dkk tengah menjalani serangkaian program pemulihan usai gagal di Piala Sudirman. Sebab, tim Indonesia akan kembali bertanding di Piala Thomas dan Uber pada 9-17 Oktober 2021 mendatang.
"Kondisi tim saat ini memang sedang dalam pemulihan dengan mengevaluasi kegagalan yang kemarin terjadi di Piala Sudirman. Ini agar tim lebih matang dan lebih siap lagi pada ajang perebutan Thomas dan Uber Cup pekan depan," ucap Endro dalam keterangan tertulis,. Minggu (3/9/2021).
"Kami akan mengembalikan kepercayaan diri para pemain, karena pada dasarnya mereka adalah pemain hebat dan andalan Indonesia," tutur Endro.
Terapi psikologis dilakukan dengan bermacam-macam cara. Endro mengatakan tim psikologis akan banyak melakukan komunikasi dengan setiap pemain untuk menumbuhkan rasa percaya diri.
"Dengan mengajak bicara bersama pemain, ini untuk menilai kelebihan dirinya apa dan mengapa ia merasa pantas ada di tim ini, sehingga kepercayaan dirinya muncul kembali," ujarnya.
Endro mengungkapkan tim psikologis juga akan menumbuhkan daya fokus pemain. Sebab, dia menilai selama ini banyak pemain yang kehilangan fokus ketika sudah unggul.
"Selain itu, pemain harus meningkatkan fokus saat di lapangan. Mengingatkan pemain untuk terus untuk fokus poin demi poin, tidak boleh merasa sudah unggul bila sudah jauh memimpin. Tetap fokus sampai selesai pertandingan," kata Endro.
Editor: Ibnu Hariyanto