Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Jonatan Christie Buka-bukaan Alasan Tinggalkan Pelatnas demi Keluarga: Saya Egois demi Olimpiade!
Advertisement . Scroll to see content

Saatnya Menganggap Penting Cabor Atletik dan Renang

Senin, 12 Agustus 2024 - 11:53:00 WIB
Saatnya Menganggap Penting Cabor Atletik dan Renang
Indonesia mulai harus bepikir untuk serius mengembangkan atletik dan renang. (Foto: NOC Indonesia)
Advertisement . Scroll to see content

Pertanyaan berikutnya, apakah semustahil itu mengirimkan atlet ke luar negeri, melalui beasiswa terutama di bidang olahraga ataupun mandiri, dan tidak bisa berjalan selaras dengan strategi PB PASI? Dengan fasilitas dan program sangat mumpuni di kampus, ditambah dengan banyaknya kejuaraan yang dapat diikuti, tentu layak menjadi bahan pertimbangan.

Sedikitnya sembilan universitas di AS yang menyediakan beasiswa olahraga bagi siswa internasional. Di antaranya Colombia College yang menyediakan beasiswa atletik, lalu ada juga University of West Alabama, University of Miami dan lain sebagainya.

Selain itu, Fulbright, The National Junior College Athletic Association (NJCAA), atau The National Association of Intercollegiate Athletics (NAIA) juga menawarkan beasiswa internasional untuk siswa-atlet berprestasi.  

AS sebagai kiblat cabor atletik sudah menerapkan program intensif sejak di level sekolah menengah. Tak heran bila banyak negara mengirimkan altlet muda ke AS untuk belajar sekaligus menerpa kemampuan di lintasan.

Demikian juga dengan cabang renang. Selain AS, Australia merupakan negara dengan kultur program serta pendidikan atlet terbaik sejak masa sekolah. 

Indonesia di Paris 2024

Indonesia terbang ke Paris, dengan membawa  29 atlet, enam di antaranya wakil yang bertarung di cabor tepok bulu. Sangat nyata ekspektasi dari cabang inilah setidaknya satu emas bisa direbut.

Lalu, ketika atlet kita berguguran, banyak alasan mengemuka. Mulai dari lambatnya regenerasi, hingga urusan internal PBSI.  

Sedangkan dari cabor angkat besi, tim Merah Putih mengutus Eko Yuli Irawan, andalan penyumbang medali, Nurul Akmal serta atlet muda Rizki Juniansyah.

Malang tak dapat ditolak, Eko Yuli mengalami cedera ketika beraksi. Rizki yang berstatus debutan justru tampil gemilang. Rizki mampu mencatatkan angkatan 354 kilogram, unggul atas Weeraphon Wichhuma (346 kg) dan Dimitrov Bozhidar Andreev (344 kg), dan berhak atas medali emas.

Dari cabor panahan, Arif Dwi Pangestu, Diananda Choirunisa, Rezza Octavia,  serta Syifa Nur Afifah Kamal pun tak mampu berbuat banyak. Wakil Indonesia dari cabor lain juga sama, yakni Rio Waida (selancar ombak), Memo (dayung), Bernard Benyamin van Aert (balap sepeda) dan Fathur Gustafian (menembak).

Di cabor senam artistik, satu-satunya atlet Indonesia Rifda Irfanaluthfi harus mengubur mimpi lantaran cedera. Atlet judo Maryam March Maharani juga pulang dengan tangan kosong.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut