Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Keren! Indonesia Bakal Punya Arena Pacuan Kuda Kelas Dunia, Ini Lokasinya
Advertisement . Scroll to see content

Sejarah dan Keajaiban Triple Crown, Mahkota Paling Sakral dalam Dunia Pacuan Kuda

Rabu, 09 Juli 2025 - 08:55:00 WIB
Sejarah dan Keajaiban Triple Crown, Mahkota Paling Sakral dalam Dunia Pacuan Kuda
Dalam jagat pacuan kuda, tak ada prestasi yang lebih sakral dan mengguncang dunia selain Triple Crown (Foto: Sarga.co)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Dalam jagat pacuan kuda, tak ada prestasi yang lebih sakral dan mengguncang dunia selain Triple Crown. Gelar ini bukan sekadar simbol kemenangan, melainkan lambang absolut dari kehebatan, konsistensi, dan keabadian.

Hanya segelintir kuda yang mampu menyapu bersih tiga balapan paling menantang dalam satu musim. Merekalah yang abadi dalam sejarah.

Apa Itu Triple Crown? Sebuah Kesempatan Sekali Seumur Hidup

Triple Crown bukan tentang menang tiga kali. Ia adalah ujian pamungkas: jarak berbeda, waktu pemulihan minim, dan lawan-lawan terbaik usia tiga tahun. Inilah momen sekali seumur hidup bagi seekor kuda—tak ada pengulangan musim, tak ada coba lagi tahun depan. Sekali gagal, selamanya hilang.

“Dari situ kita lihat, begitu sulit meraih Triple Crown Indonesia,” ujar Ketua Komisi Pacu PP PORDASI, Ir. H. Munawir.

Legenda-Legenda Dunia yang Menyandang Mahkota Triple Crown

Amerika Serikat: Tempat Lahir Pahlawan Besar

Tiga ajang raksasa: Kentucky Derby, Preakness Stakes, dan Belmont Stakes. Jarak makin panjang, waktu pemulihan makin sempit. Sejak abad ke-19, hanya 13 kuda mampu menyapu bersih. Yang terakhir? Justify (2018), menyusul American Pharoah (2015) yang memecah kutukan hampir 40 tahun.

Inggris: Tempat Triple Crown Menjadi Legenda

Di tanah kelahiran pacuan kuda modern, Triple Crown adalah mimpi yang nyaris mustahil. Terakhir kali diraih oleh Nijinsky (1970). Sejak itu, tak satu pun berhasil, termasuk Camelot (2012) yang jatuh di ujung jalan, St. Leger.

Jepang: Sambakan, Simbol Keteguhan Setengah Tahun

Jepang menuntut stamina jangka panjang: dari Satsuki Sho hingga Kikuka Sho, membentang dari April sampai Oktober. Hanya delapan kuda jantan yang menaklukkannya, dengan Contrail (2020) sebagai penakluk terakhir. Untuk kuda betina, Triple Tiara diukir nama-nama agung seperti Apapane, Gentildonna, dan Liberty Island (2023).

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut