Setelah Manajer Dideportasi, Atlet Kickboxing Indonesia Dicurangi di SEA Games 2025
Namun, wasit justru meminta Andi Mesyara Jerni bermain lebih agresif. Instruksi tersebut membuat dia kebingungan karena dinilai bertentangan dengan strategi pribadi.
“Saya harus menyerang. Tapi di sini saya bingung kenapa saya harus menyerang. Saya kan punya strategi sendiri. Kalau misalnya saya tidak mau menyerang, kenapa kamu memaksa saya untuk menyerang? Kenapa? Kenapa kamu menyuruh saya untuk menyerang? Padahal di kickboxing kalau kami hanya ke kanan, ke kiri tidak masalah,” katanya.
Kekecewaan Andi Mesyara Jerni bertambah saat terjadi poin bersama. Dia menilai wasit tidak memberikan poin kepadanya, sementara poin lawan justru terus bertambah.
“Poinku stuck sedangkan lawanku poinnya naik, nah terus poin yang ketiga. Saat wasit mengatakan stop. Waktu tidak stop sama sekali, tapi ketika jari aku keluar dari glove justru di-stop, saya heran ada apa ini,” ucapnya.
Keputusan lain yang membuat Andi Mesyara Jerni semakin heran terjadi saat dia melakukan block terhadap serangan lawan. Dalam situasi tersebut, wasit justru memberikan poin kepada atlet Vietnam.
“Padahal lawanku tidak pernah menendang badan, menendang kepala. Tidak pernah menendang sama sekali ke bagian itu. Kalau pun menendang, saya blocking, saya tangkis, ini saya heran sekali, benar-benar heran dengan penilaiannya,” ujarnya.