Wow, Nenek 117 Tahun Akan Jadi Pembawa Obor Olimpiade Tokyo 2020
TOKYO, iNews.id – Orang tertua di dunia bernama Kane Tanaka akan menjadi pembawa obor pada Olimpiade Tokyo 2020.
Seperti yang diberitakan Inside The Gamez, Selasa (17/11/2020), Kane Tanaka yang menginjak usia 117 tahun menjadi orang paling tua di dunia saat ini. Namanya bahkan sudah dicatat oleh Guinness Book of Records sebagai orang tertua di dunia.
Nenek yang berasal dari Jepang itu pun akan turut ambil bagian dalam perhelatan Olimpiade Tokyo 2020. Bukan untuk berlomba, dia akan membawa obor Olimpiade sebagai bagian dari Estafet Obor pada Mei 2021.
Tanaka akan membawa obor melewati Shime di Prefektur Fukuoka pada Mei 2021. Sejatinya, Tanaka akan melakukan hal tersebut pada 12 Mei 2020. Tetapi, penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 harus ditunda hingga tahun depan akibat merebaknya Covid-19.
Permintaan agar sang nenek berpartisipasi dalam penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 ini sempat membuat keluarga Tanaka khawatir. Sebab, usia Tanaka diketahui sudah sangat tua. Tetapi, penawaran ini akhirnya terima karena dinilai bisa memotivasi banyak orang untuk terus hidup.
"Ketika kami pertama kali dikabarkan dia (Kane Tanaka) akan melakukannya (membawa obor Olimpiade Tokyo 2020), kami khawatir apa yang mungkin terjadi mengingat usianya,” ujar cucu Tanaka, Eiji, kepada Kyushu News sebagaimana dikutip dari Inside The Gamez, Selasa (17/11/2020).
“Tetapi, kami akan senang jika orang-orang yang melihatnya memegang obor dan terlihat sehat sehingga ada pemikiran, 'Ada harapan untuk terus hidup,” tuturnya.
Saat berpatisipasi di estafet obor Olimpiade Tokyo 2020, umur Tanaka bahkan sudah akan bertambah. Pada 11 Mei 2021, dia akan berusia 118 tahun 129 hari. Sebab, Tanaka lahir pada 2 Januari 1903.
Tanaka akan menggunakan kursi roda dalam pawai obor tersebut dan didampingi oleh pengasuh. Jika bisa melakukannya dengan lancar, nama Tanaka akan menggantikan pembawa obor tertua Olimpiade, yakni Aida Mendes. Mendes menginjak usia 107 tahun kala membawa obor Olimpiade pada 2016.
Editor: Abdul Haris