Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Juventus Blokir Rencana AC Milan Gaet Federico Gatti, Allegri Gigit Jari
Advertisement . Scroll to see content

16 Tahun Lalu, Momen Kelam AC Milan Dihajar 0-4 oleh Deportivo La Coruna

Rabu, 08 April 2020 - 17:15:00 WIB
16 Tahun Lalu, Momen Kelam AC Milan Dihajar 0-4 oleh Deportivo La Coruna
Pemain Deportivo La Coruna usai Mencetak Gol ke Gawang AC Milan (foto: Marca)
Advertisement . Scroll to see content

LA CORUNA, iNews.id - Tepat 16 tahun lalu, Deportivo La Coruna menuai hasil sensasional di Liga Champions Eropa. Mereka secara mengejutkan mampu menyingkirkan AC Milan lewat sebuah comeback yang terkenang sepanjang masa.

Deportivo La Coruna jumpa Milan di perempatfinal Liga Champions Eropa 2003-04. Saat itu, I Rossoneri yang berisikan pemain-pemain top seperti Riccardo Kaka, Andriy Shevchenko, Paolo Maldini, Andrea Pirlo dan Clerance Seedorf dijagokan bisa melewati hadangan wakil Spanyol tersebut.

Di leg pertama, Milan yang bermain terlebih dulu di kandang mampu menang 4-1 di San Siro berkat gol Kaka (2 gol), Shevchenko, dan Pirlo, sedangkan Deportivo membalas lewat gol Walter Pandiani. Bermodalkan hasil tersebut, Il Diavolo Rosso menghadapi leg kedua kepercayaan diri tinggi. Mereka cuma perlu meraih hasil imbang untuk melaju ke babak semifinal.

Namun, siapa sangka lawatan ke Estadio Riazor pada 7 April 2004 jadi malam yang kelam bagi penggawa Milan, pesta bagi Deportivo La Coruna.

Harus mengejer defisit tiga gol lebih, pelatih Deportivo La Coruna saat itu, Javier Irureta, tetap memakai formasi yang sama seperti di leg pertama. Dia mengandalkan Carlos Valeron dan Albert Luque di lini depan.

Tanda-tanda kekalahan Milan sudah terlihat di menit-menit awal laga, tuan rumah mampu mencetak gol cepat pada menit kelima lewat Walter Pandiani. Skor 1-0 bagi La Coruna.

Gol tersebut memantik kepercayaan diri tim tuan rumah, hasilnya mereka mampu menggandakan skor pada menit ke-34 lewat gol Carlos Valeron. Dia menyambar bola tanggung sapuan kurang sempurna kiper Dida.

Satu menit jelan turun minum, gawang Dida kemasukan untuk ketiga kalinya. Kali ini giliran Luque yang mencatatkan namanya di papan skor. Luque dengan jeli memanfaatkan antisipasi lemah dari Alessandro Nesta, Skor 3-0 menutup babak pertama sekaligus menjadikan agregat sama kuat 4-4.

Milan yang cuma butuh satu gol untuk kembali memimpin agregat, memasukkan Filipo Inzaghi dan Rui Costa di babak kedua. Alih-alih mencetak gol, gawang I Rossoneri malah kemasukan gol keempat pada menit ke-75. Buruknya koordinasi pertahanan Milan dihukum Gonzalez Fran dengan sepakan jarak dekat yang gagal diantisipasi Dida.

Skor 4-0 bagi keunggulan Deportivo La Coruna bertahan hingga laga usai, hasil tersebut membuat Milan gagal mempertahankan gelar juara usai kalah agregat 4-5. Sementara La Coruna melaju ke semifinal yang merupakan pencapaian terbaik mereka di ajang Liga Champions Eropa. Sayang, di babak empat besar mereka harus mengakui keunggulan Porto dengan agregat 1-0.

Kini, 16 tahun berlalu, momen tersebut masih membekas di ingatan sejumlah penggawa Deportivo La Coruna saat itu. Walter Pandiani menyebut gol kedua jadi kunci bagaimana timnya saat itu mampu bangkit dari ketertinggalan.

"Unggul lebih dari 2-0 saat jeda adalah kunci, kami hampir pasti lolos dan kami tidak membiarkan Milan punya peluang di babak kedua," kata Pandiani.

"Itu sudah berlalu bertahun lamanya dan mereka adalah kenangan luar biasa," kata Valeron.

"Sudah 16 tahun dan saya cukup beruntung menjadi bagian dari tim dan bermain di pertandingan penting tersebut," ucapnya.

Editor: Arif Budiwinarto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut