3 Perbedaan Mencolok Timnas Indonesia Era Shin Tae-yong dan Simon Mcmenemy, Pola Latihan hingga Prestasi
JAKARTA, iNews.id - Inilah perbedaan mencolok Timnas Indonesia era Shin Tae-yong dan Simon Mcmenemy. Sebelum Shin Tae-yong datang, PSSI menyerahkan Timnas Indonesia di bawah komando manajer asal Inggris, Simon Mcmenemy.
Lantas, apa perbedaan Shin Tae-yong dengan Simon Mcmenemy? Berbicara pengalaman, Simon pernah tercatat melatih Haywards Heath FC, klub amatir di Inggris. Ia kemudian menjadi asisten pelatih tim amatir Worthing FC di Inggris.
Setelahnya, Simon tiba-tiba menjadi pelatih Timnas Filipina pada Piala AFF 2010. Pelatih berusia 45 tahun itu kemudian pindah melatih klub Dong Tam Long An di Vietnam selama 2 tahun. Setelah itu, Simon berpindah melatih beberapa klub Indonesia seperti Mitra Kukar, Pelita Jaya, Bhayangkara FC, hingga melatih Timnas Garuda.
Pengalaman tersebut tentu tidak sebanding jika disandingkan dengan Shin Tae-yong. Pasalnya, Shin Tae Yong pernah menukangi Seongnam FC dan menyabet juara Liga Champions Asia 2011. Shin Tae-yong kemudian menjadi asisten pelatih Brisbane Roar pada 2005-2008.
Pelatih kharismatik itu lalu menjadi asisten pelatih Timnas Korea Selatan di tahun 2014, menukangi Timnas Korea Selatan U-23 dan U-20, hingga akhirnya menjadi pelatih Timnas senior Korea Selatan di Piala Dunia 2018 di Rusia.
Simon McMenemy mendapatkan banyak kritikan setelah memanggil para tua yang performanya telah menurun. Nama-nama yang tidak lagi prima seperti Alberto Goncalves, Ricardo Salampessy, Yustinus Pae, Ruben Sanadi, hingga Achmad Jufriyanto masuk dalam pilihannya.
Berbeda dengan Simon, sudah jelas bahwa Shin Tae-yong bertindak sebaliknya. Pelatih yang memiliki reputasi mentereng di Korea itu lebih suka menggodok bibit-bibit muda nan unggul yang dimiliki Indonesia.
Nama-nama senior seperti Zulfiandi, M Hargianto, Febri Hariyadi, hingga Ricky Fajrin yang telah menjadi andalan sejak era Luis Milla bahkan tidak menarik untuk Shin Tae-yong.
Pelatih yang akrab disapa STY itu lebih memilih pemain muda seperti Asnawi Mangkualam, Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, Pratama Arhan, Dimas Drajad, Saddil Ramdani, Rizky Ridho, hingga Marselino Ferdinan untuk bergabung di timnas senior.
Tak hanya itu, Shin Tae-yong mengorbitkan sejumlah pemain naturalisasi berpengalaman seperti Jordi Amat, Sandy Walsh, dan Elkan Baggott.
Shin Tae-yong terkenal sebagai pelatih yang menerapkan kedisiplinan tinggi untuk Timnas Indonesia. Shin Tae-yong bahkan tidak segan untuk mencoret pemain yang tidak disiplin dalam latihan.
Nama-nama seperti Nurhidayat, Yudha Febrian, Serdy Fano dan lainnya adalah korban dari kerasnya didikan STY. Bahkan, Serdy Fano didepak hanya gara-gara terlambat bangun sebelum melakukan TC ke Kroasia.
Hal ini membuat para pemain Timnas Indonesia sekarang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Selain itu, suasana ruang ganti Timnas Indonesia juga menjadi baik karena para pemain yang indisipliner telah diganti dengan yang lebih taat.
Pola latihan dari Shin Tae-yong dengan Simon McMenemy juga berbeda. STY terkenal sangat ketat bahkan dalam urusan makanan pemain. Beberapa pemain Timnas bahkan ada yang terbuang hanya soal makanan. Sebut saja Hansamu Yama yang sempat didepak meski kini dipanggil lagi.
Diakui atau tidak, aspek ini kurang diperhatikan di era Simon McMenemy. Simon McMenemy bisa dibilang terlalu ketat dalam mengatur pola makan dan latihan Timnas Indonesia.
Jika membandingkan keduanya, hal itu bisa dilihat dari hasil yang ditorehkan selama menjadi juru racik di Tim Merah Putih. Simon menukangi Timnas Indonesia sejak Desember 2018 dan tidak banyak memberikan kontribusi berarti. Hanya 11 bulan berkarier, Simon gagal membawa Timnas Indonesia lolos Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Performa Timnas Indonesia bukannya naik malah dianggap menurun oleh banyak pihak. Akibatnya, Simon dipecat empat hari setelah Mochamad Iriawan (Iwan Bule) terpilih menjadi Ketua Umum PSSI periode 2019-2023.
Sementara, Shin Taeyong bergabung sejak akhir Desember 2019 lalu. Dalam waktu singkat, ranking Timnas Indonesia berhasil naik jauh berkat tangan dinginnya.
Mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu juga menjadi aktor penting dalam membawa Indonesia melaju ke Final Piala AFF 2020. Selain itu, Shin berhasil membawa medali perunggu di SEA Games 2021 untuk Indonesia.