Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mauro Zijlstra Ungkap Suasana Ruang Ganti Timnas Indonesia usai Gagal ke Piala Dunia 2026, Sunyi dan Penuh Air Mata!
Advertisement . Scroll to see content

5 Dosa Besar Patrick Kluivert di Timnas Indonesia yang Bikin PSSI Hilang Kesabaran

Kamis, 16 Oktober 2025 - 17:59:00 WIB
5 Dosa Besar Patrick Kluivert di Timnas Indonesia yang Bikin PSSI Hilang Kesabaran
Patrick Kluivert resmi dipecat PSSI dari Timnas Indonesia. (Foto: PSSI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pemecatan Patrick Kluivert oleh PSSI menandai akhir dari era yang singkat dan penuh kontroversi di Timnas Indonesia. Datang dengan reputasi besar sebagai legenda Barcelona dan Timnas Belanda, Kluivert justru gagal menjawab ekspektasi publik sepak bola Tanah Air.

Di bawah asuhannya, performa Garuda tidak stabil dan berujung pada kegagalan di Kualifikasi Piala Dunia 2026. Publik menilai, ada sejumlah kesalahan mendasar yang membuat masa kepelatihan Kluivert berakhir sebelum waktunya. Berikut lima dosa terbesar Patrick Kluivert selama menangani Timnas Indonesia.

5 Dosa Besar Patrick Kluivert di Timnas Indonesia

1. Gagal Bawa Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026

Kegagalan terbesar Kluivert tentu saja terjadi di round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Timnas Indonesia gagal bersaing di periode ini, dan hanya finis sebagai juru kunci setelah menelan kekalahan dari Arab Saudi (2-3) dan Irak (0-1).

Padahal, hasil di ronde sebelumnya sempat membuat publik optimistis. Namun, ketidakmampuan Kluivert menjaga konsistensi performa dan mengatur strategi di laga-laga krusial membuat peluang Garuda menuju panggung dunia pupus. Kekalahan dari Irak bahkan menjadi titik puncak yang membuat PSSI akhirnya memutus kontraknya.


2. Miskin Taktik dan Minim Kreativitas

Kluivert datang dengan filosofi sepak bola Eropa modern, tetapi gagal menyesuaikannya dengan karakter pemain Indonesia. Strateginya dinilai monoton, terlalu kaku, dan mudah ditebak lawan.

Pergantian formasi dari 3-4-3 atau 3-4-1-2 menjadi 4-2-3-1yang dilakukan secara sporadis justru membuat permainan tim berantakan. Tak ada identitas permainan yang jelas, transisi berjalan lambat, dan koordinasi antarlini kerap kacau. Banyak pengamat menyebut Kluivert “miskin improvisasi” dan terlalu terpaku pada skema ideal tanpa melihat situasi lapangan.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut