Alisson Jadi Hobi Blunder, Ada Apa dengan Liverpool?
PETAKA kembali menghampiri Liverpool. Dalam tempo tujuh menit, gawang mereka dijebol tiga kali oleh Leicester City pada pekan ke-24 Liga Inggris 2020/2021, Sabtu (13/2/2021). The Reds pun pulang dengan kekalahan 1-3 dari King Power Stadium.
Padahal, sepanjang laga, Liverpool begitu mendominasi. Tercatat, mereka mampu menguasai bola hingga 62 persen. Selain itu, klub Merseyside itu juga unggul lebih dulu melalui sepakan Mohamed Salah pada menit ke-67.
Ironisnya, gol kedua yang bersarang ke gawang Liverpool, lagi-lagi karena blunder kiper Alisson Becker yang menabrak bek baru Ozan Kabak. Sehingga Jamie Vardy leluasa menceploskan bola untuk membalikkan keadaan.
Ini blunder ketiga beruntun yang dilakukan Alisson setelah di laga sebelumnya juga melakukan dua kesalahan yang membuat Liverpool dibantai 1-4 di Anfield.
Alhasil, The Reds sudah kehilangan sebelas poin dari posisi mereka unggul. Ini mengkhawatirkan, sebab hanya Brighton & Hove Albion dan Southampton yang kehilangan lebih banyak poin dari posisi unggul ketimbang Liverpool.

Pelatih Jurgen Klopp akhirnya merasakan tiga kekalahan beruntun untuk pertama kali sejak ditunjuk jadi pelatih Liverpool pada 8 Oktober 2015.
Kondisi ini membuat Klopp tak kuasa menahan air matanya, dan mengibarkan bendera putih tanda menyerah dalam mempertahankan titel musim ini.
Bukan pesimistis, tapi realistis apa yang dilakukan Klopp. Sebab, dengan 14 laga tersisa, Liverpool butuh keajaiban untuk mengejar selisih 13 angka dari Manchester City yang duduk manis di singgasana. Apalagi, The Citizens masih mengantongi satu laga lebih banyak.

Penurunan performa yang sangat drastis buat Liverpool. Tercatat, Liverpool mencatat 30 poin lebih buruk dari yang mereka raih di pekan yang sama musim lalu.
Ada apa dengan Liverpool? Keroposnya pertahanan mereka jadi masalah utama. Opta mencatat, tujuh gol bersarang ke gawang mereka karena kesalahan sendiri. Terburuk dari tim lainnya.
Tapi, Klopp punya alibi atas semua keterpurukan ini. Cedera panjang yang dialami para penggawa pertahanan, yakni Virgil van Dijk, Joe Gomez dan Joel Matip, yang kini diperparah dengan bergabungnya Fabinho dan Ben Davies ke daftar medis, membuat sang arsitek kehabisan akal.
Sampai-sampai dia mengambil risiko dengan menduetkan Jordan Henderson yang aslinya gelandang dengan bek anyar, Ozan Kabak, di jantung pertahanan. Mereka jadi pasangan bek tengah ke-17 yang dimainkan Klopp musim ini.
Pertahanan yang rapuh ini juga yang mengikis percaya diri para pemain Liverpool, termasuk kiper Alisson Becker.
Jangan lupa, ketangguhan kiper Brasil itu menjadi salah satu kunci yang membuat Liverpool mengakhiri penantian 30 tahun untuk menjadi juara Liga Inggris.
Tapi, keroposnya pertahanan membuat Alisson gagap dan buat kesalahan fatal saat menghadapi Manchester City. Sayangnya, percaya diri itu tak cepat didapatnya lagi saat menghadapi Leicester. Dia masih terlihat gugup di laga itu yang mendorongnya kembali bikin blunder.

Semua ini membuat Liverpool harus mogok di peringkat keempat dengan nilai 40. Bahkan, mereka terancam dilengserkan Chelsea (39) dan West Ham United (39) yang belum berlaga di pekan ini.
Dengan kondisi ini, target paling realistis buat Liverpool hanyalah berjuang untuk finis di empat besar agar masih bisa berlaga di Liga Champions musim depan. Namun, ambisi itu pun bakal berat jika penyakit gagap The Reds itu masih belum juga hilang hingga akhir musim.
Editor: Abdul Haris