Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 3 Alasan Bojan Hodak Layak Jadi Pelatih Timnas Indonesia, Nomor 1 Bukti Nyata!
Advertisement . Scroll to see content

ANALISIS - Shin Tae-yong Kalah Strategi, Timnas Indonesia Masuk Jebakan China

Rabu, 16 Oktober 2024 - 14:07:00 WIB
ANALISIS - Shin Tae-yong Kalah Strategi, Timnas Indonesia Masuk Jebakan China
Gelandang Timnas Indonesia Nathan Tjoe-A-On (22) dipercaya menjadi starter saat melawan China pada Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Qingdao Youth Football Stadium, Selasa (15/10/2024). (Foto: PSSI)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong (STY) kalah strategi saat pasukannya takluk 1-2 dari China pada laga keempat putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. 

Bertamu ke Qingdao Youth Football Stadium, Selasa (15/10/2024) malam, Timnas Indonesia tampil dengan pendekatan permainan yang berbeda. Setelah dalam tiga pertandingan selalu mengandalkan pertahanan, kali ini Tim Garuda tampil sangat menyerang.

Untuk memainkan strategi tersebut, STY memainkan empat perubahan dalam skuadnya. Malik Risaldi, Thom Haye, Sandy Walsh dan Jordi Amat tidak main starter. Dua nama terakhir dikabarkan cedera. Sementara dua lainnya, ini murni pertimbangan taktik sang arsitek.

Di pihak lawan, Pelatih Timnas China Branko Ivankovic juga memainkan strategi yang berbeda dari sebelumnya. Mereka bermain dengan pertahanan yang sangat dalam, dan mengandalkan umpan panjang untuk melancarkan serangan balik. 

Timnas Indonesia. (Foto: PSSI)
Timnas Indonesia. (Foto: PSSI)

Hasilnya, secara statistik Jay Idzes dkk mampu menguasai ball possession mencapai 76 persen berbanding 24 persen. Tim Garuda juga mampu melepas 14 tembakan dengan enam yang tepat sasaran. Sedangkan Timnas China hanya melepas lima tembakan dengan tiga tepat sasaran. 

Sayangnya, pilihan STY mencadangkan Thom Haye membuat alur serangan Timnas Indonesia kurang maksimal. Duet Ivar Jenner dan Nathan Tjoe-A-On sebagai jenderal di seperti kebingungan mendistribusikan bola ke depan. Mereka justru terlalu sering passing bola ke belakang. 

Ironisnya lagi, di tengah agresivitas permainan yang diterapkan STY, Tim Garuda justru kehilangan keseimbangan. Transisi dari menyerang ke bertahan kerap terlambat. Miskoordinasi di pertahanan juga terjadi. 

Timnas Indonesia seakan masuk dalam jebakan China yang bermain dengan garis pertahanan pendek. Mereka seolah membiarkan Tim Garuda menguasai permainan dan menekan hingga setengah lapangan. 

Disadari atau tidak, garis pertahanan tinggi Timnas Indonesia membuka celah di pertahanan Tim Garuda. Inilah yang dimanfaatkan China untuk menikam Tim Garuda.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut