Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Aturan Baru UEFA Larang Liverpool Hadapi Real Madrid di Anfield Musim Depan
Advertisement . Scroll to see content

Deretan Bintang Sepak Bola Kecam European Super League: Sir Alex Ferguson hingga Eric Cantona

Selasa, 20 April 2021 - 13:35:00 WIB
Deretan Bintang Sepak Bola Kecam European Super League: Sir Alex Ferguson hingga Eric Cantona
Sir Alex Ferguson
Advertisement . Scroll to see content

MANCHERSTER, iNews.id- Kecaman demi kecaman soal pembentukan kompetisi baru bernama European Super League (ESL) terus bermunculan. Kecaman itu datang dari pemain, pelatih hingga mantan pelatih elite sepak bola Eropa.

European Super League ini digagas oleh digagas 12 klub besar Eropa. ESL disebut sebagai kompetisi yang mementingkan uang semata.

Dua belas klub itu yakni Liverpool, Manchester City, Manchester United, Chelsea, Arsenal, Tottenham Hotspur, Juventus, AC Milan,  Inter Milan Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid.

Betapa tidak, klub-klub yang berpatisipasi nantinya akan mendapat kuncuran dana lebih banyak dari kompetisi yang sudah ada di Eropa saat ini. Perlu diketahui kompetisi tersebut akan mendapat kucuran dana senilai 6 miliar dolar Amerika Serikat dari Bank JP Morgan.

Hal itu yang membuat banyak insan sepak bola mengutuk European Super League. UEFA bahkan memberikan sanksi tegas berupa larangan bermain di kompetisi Eropa dan Tim Nasional bagi siapa saja pemain yang berpartisipasi di ajang tersebut.

Berikut daftar para bintang sepak bola yang mengecam European Super League:

1. Gary Neville

Legendaris Manchester United, Gary Neville sangat kesal terhadap keputusan mantan timnya untuk bergabung ke European Super League. Dia merasa jijik melihat MU dan Liverpool gabung ke ESL.

“Saya sudah menjadi penggemar Manchester United selama 40 tahun. Tetapi, saya merasa sangat jijik. Saya paling jijik dengan Manchester United dan Liverpool,” kata Neville dikutip Sky Sports, Senin (19/4/2021).

2. Sir Alex Ferguson

Juru taktik asal Skotlandia itu juga mengecam format European Super League yang hanya berisikan 20 tim top Eropa. Dia menilai peraturan itu hanya membuat tim-tim kecil sulit berjaya.

"Pembicaraan tentang European Super League adalah langkah mundur dari 70 tahun sejarah sepak bola. Saya pernah bermain untuk tim provinsi Dunfermline tahun 60-an. Lalu pernah melatih Aberdeen dan memenangkan Piala Winners. Untuk klub provinsi kecil di Skotlandia, itu (juara European Super League) seperti mendaki Gunung Everest," tuturnya.

3. Eric Cantona

Mantan pemain MU, Eric Cantona mengecam terbentukan European Super League. Menurutnya, sepak bola setahun terakhir ini sungguh membosankan karena pandemi. Dia menilai pembentukan ESL tidak melibatkan para penggemar.

“Fans adalah hal terpenting dalam sepakbola. Mereka harus dihormati. Apakah klub-klub besar ini menanyakan pendapat mereka tentang ide ini? Tidak, sayangnya, dan itu memalukan," tuturnya.

4. Mesut Ozil

Ozil menilai kompetisi tersebut akan menghilangkan keistimewaan pertandingan besar. Sebab, pertemuan dua tim besar semestinya hanya digelar beberapa kali saja dalam setahun, bukannya terus-menerus setiap minggu.

European Super League bukanlah kompetisi impian bagi para pemain. Sebab, mimpi para pemain sejak masih anak-anak adalah merebut trofi Piala Dunia dan Liga Champions.

“Anak-anak tumbuh dengan mimpi untuk memenangkan Piala Dunia dan Liga Champions, bukan Liga Super Eropa,” cuit Ozil di Twitter, Selasa (20/4/2021).

5. Jurgen Klopp

Juru taktik Liverpool itu tegas menolak European Super League. Penyataan yang sama sempat Klopp sampaikan pada 2019.

"Perasaan saya tidak berubah. Pendapat saya tidak berubah. Saya mendengar untuk pertama kalinya kemarin. Saya mencoba untuk mempersiapkan pertandingan yang sulit," ujar Klopp.

"Kami mendapat beberapa informasi, tidak banyak. Sebagian besar di koran. Itu sulit karena orang-orang tidak senang dengan itu, saya bisa memahaminya," ujarnya.

6. David Beckham

Mantan bintang Timnas Inggris dan Manchester United, David Beckham ikut bersuara soal European Super League. Dia menilai sepak bola itu milik penggemar. Untuk itu, sepak bola harus adil untuk semua orang.

"Kami membutuhkan sepakbola untuk semua orang. Kami membutuhkan sepakbola untuk menjadi adil dan kami membutuhkan kompetisi berdasarkan prestasi. Kecuali kita melindungi nilai-nilai ini, permainan yang kita cintai berada dalam bahaya," tutur Beckham.

Editor: Ibnu Hariyanto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut