Eks Pemain Juventus Stephen Appiah Sebut Lawan Terkuat: Gigi Saya Sampai Patah
ACCRA, iNews.id - Saat aktif menjadi pemain, Gennaro Gattuso dikenal dengan permainan kerasnya di lapangan pertandingan. Rupanya eks pemain Juventus, Stephen Appiah pernah menjadi salah satu korbannya.
Stephen Appiah merupakan salah satu mantan pesepak bola Afrika terbaik yang pernah berkarier di Liga Italia Serie A. Di Italia, dia pernah memperkuat Udinese, Parma, Brescia, dan paling lama membela Juventus.
Appiah gelandang petarung di lini tengah, jadi wajar dia mesti berhadapan dengan pemain sejenisnya di lapangan. Salah satu lawan yang terkuat pernah dihadapinya ialah Gennaro Gattuso.
Pria Italia yang kini menjadi pelatih itu memang dikenal dengan permainan kerasnya saat aktif sebagai pemain. Bahkan sebelum besar bersama AC Milan, gaya bermain ini sudah melekat dalam diri Gattuso.
Permainan Gattuso yang tanpa tedeng aling-aling itulah yang membuat Appiah sempat kewalahan saat berhadapan. Dia menyebut Gattuso lawan terkuat yang pernah dihadapinya. Saking kerasnya bersaing berebut bola, gigi Appiah sampai patah oleh ulah Gattuso.
"Pemain terkuat yang pernah saya hadapi ialah Gennaro Gattuso dan saat itu saya bermain untuk Udinese. Kami menghadapi Salernitana, tim dari selatan Italia dan di situlah Gattuso bermain saat itu," ujar Appiah pada 2020, dikutip dari CitiSportsOnline, Kamis (14/10/2021).
"Dia sulit banget dihadapi dan bahkan dia membuat patah gigi saya saat laga ingin berakhir. Dia tidak membiarkanmu lolos begitu saja dengan bola," ucapnya.

Appiah juga menyandingkan Gattuso dengan sejumlah gelandang terbaik lain yang pernah dihadapinya. Dia menyebut Emerson yang pernah memperkuat AS Roma dan Demetrio Albertini yang lama membela AC Milan.
"Dia benar-benar tangguh seperti Emerson, Demetrio Albertini dan banyak pemain yang sudah saya hadapi," kata Appiah.
Adapun Appiah termasuk pemain asal Ghana yang sukses di Liga Italia. Dia pernah menjuarai Coppa Italia bersama Parma pada 2002 dan Supercoppa Italiana 2003 dengan Juventus. Kini pria 40 tahun itu menjadi pundit sepak bola di negaranya.
Editor: Dimas Wahyu Indrajaya