Federasi Sepak Bola India Rasakan Penderitaan Indonesia usai Langgar Statuta FIFA
ZURICH, iNews.id – Federasi Sepak Bola India (AIFF) rasakan penderitaan Indonesia usai langgar statuta FIFA. Mereka mendapatkan sanksi dari FIFA.
Sebelumnya Indonesia juga pernah merasakan sanksi FIFA pada 2015. Kala itu FIFA membekukan sepak bola Tanah Air akibat intervensi pemerintah terhadap sepak bola Indonesia. Kini AIFF juga mendapat sanksi serupa meski penyebabnya berbeda.
“Biro Dewan FIFA dengan suara bulat memutuskan untuk menangguhkan Federasi Sepak Bola Seluruh India (AIFF) dengan segera karena pengaruh yang tidak semestinya dari pihak ketiga, yang merupakan pelanggaran serius terhadap Statuta FIFA,” tulis FIFA dalam keterangan resminya, dikutip pada Selasa (16/8/2022).
Statuta FIFA mengatur para pemangku jabatan di federasi harus terbebas dari pengaruh politik dan hukum. Sementara, AIFF sendiri masih dijalankan oleh komite administrator setelah ketua sebelumnya, Praful Patel sempat memimpin di luar masa jabatannya tanpa pemilihan baru.
AIFF pun sedianya akan menggelar pemilihan pemimpin baru pada Desember 2020. Akan tetapi, pemilihan itu tertunda karena kebuntuan atas amandemen konstitusi. Oleh sebab itu, FIFA akan mencabut sanksi itu ketika AIFF sudah menyelesaikan masalahnya.
“Penangguhan akan dicabut setelah perintah untuk membentuk komite administrator untuk mengambil alih kekuasaan Komite Eksekutif AIFF telah dicabut dan administrasi AIFF mendapatkan kembali kendali penuh atas urusan sehari-hari AIFF,” tambah keterangan FIFA.
Sanksi ini pun berimbas kepada penyelenggaraan Piala Dunia U-17 Wanita 2022. Turnamen itu akan kembali ditunda setelah sempat tertunda pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19.
“Penangguhan tersebut berarti bahwa Piala Dunia Wanita U-17 FIFA 2022, yang dijadwalkan berlangsung di India pada 11-30 Oktober 2022, saat ini tidak dapat diadakan di India seperti yang direncanakan,” tambah keterangan FIFA.
“FIFA sedang menilai langkah selanjutnya sehubungan dengan turnamen dan akan merujuk masalah tersebut ke Biro Dewan jika dan bila diperlukan,” tutup keterangan FIFA.
Editor: Reynaldi Hermawan