Gaji Jay Idzes di Venezia Bikin Kaget, Tapi Kok Masih Kalah Sama Pemain Liga 1?
JAKARTA, iNews.id - Gaji Jay Idzes di Venezia menjadi sorotan menarik, terutama bagi penggemar sepak bola Indonesia yang mengikuti kiprah pemain keturunan Indonesia di kancah Eropa. Jay Idzes, bek muda yang kini membela klub Venezia di Serie A Italia, memiliki kisaran gaji yang cukup unik jika dibandingkan dengan pemain-pemain di Liga 1 Indonesia.
Berikut adalah pembahasan detail mengenai gaji Jay Idzes di Venezia, faktor yang memengaruhinya, serta perbandingan dengan gaji pemain Indonesia di kompetisi domestik.
Jay Idzes lahir pada 2 Juni 2000 di Mierlo, Belanda, dengan darah keturunan Indonesia dari kakek-neneknya yang berasal dari Jakarta. Ia mengawali karier sepak bolanya di Belanda, bermain untuk klub-klub seperti FC Eindhoven dan Go Ahead Eagles, sebelum akhirnya bergabung dengan Venezia pada musim 2024. Di Venezia, Jay berposisi sebagai bek tengah dan menjadi salah satu pemain penting dalam skema pertahanan klub yang berlaga di Serie A.
Berdasarkan data resmi dan laporan dari beberapa sumber, gaji Jay Idzes di Venezia mencapai sekitar 3.666 euro per minggu, atau setara dengan Rp64,5 juta. Jika dihitung dalam setahun, total pendapatan Jay Idzes di Venezia mencapai sekitar 190.422 euro atau sekitar Rp3,35 miliar.
Sementara itu, menurut data Capology, gaji Jay Idzes untuk musim 2024-2025 diperkirakan sebesar 450.000 euro atau sekitar Rp4,6 miliar per musim, dengan estimasi gaji mingguan sekitar 8.654 euro (Rp146 juta), termasuk bonus
Beberapa faktor yang memengaruhi besaran gaji Jay Idzes di Venezia antara lain:
Menariknya, gaji Jay Idzes di Venezia masih lebih rendah dibandingkan beberapa pemain top Liga 1 Indonesia. Contohnya, Rizky Ridho, bek muda berbakat di Liga 1, diperkirakan menerima gaji tahunan sekitar Rp5,65 miliar, yang lebih tinggi dari gaji tahunan Jay di Venezia. Selain Rizky, beberapa pemain bintang Liga 1 lainnya juga mendapatkan gaji tahunan antara Rp4 hingga Rp6 miliar.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti pasar lokal yang berbeda, dukungan sponsor yang besar, serta popularitas pemain di Indonesia yang memiliki basis penggemar sangat luas. Hal ini membuat pemain-pemain Liga 1 tertentu mampu meraih gaji yang cukup besar meskipun kompetisi mereka tidak setingkat dengan Serie A secara global.