Kekuatan Utama Jepang Diungkap Mantan Pelatih. Timnas Indonesia Wajib Waspada

TOKYO, iNews.id – Kekuatan utama Timnas Jepang diungkap mantan pelatihnya, Alberto Zaccheroni. Arsitek asal Italia itu membeberkan apa yang wajib diwaspadai Timnas Indonesia. 

Timnas Jepang saat ini memuncaki klasemen sementara Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Tim berjuluk Samurai Biru itu nyaris meraih 100 persen kemenangan. Mereka mengepak 10 poin hasil dari tiga kemenangan dan sekali seri, dari empat laga. 

Baca Juga

Timur Kapadze Puji Perkembangan Timnas Indonesia, Yakin Bersinar di Kualifikasi Piala Dunia 2030

Dengan enam pertandingan tersisa, Samurai Biru menjadi kandidat kuat untuk lolos langsung ke Piala Dunia 2026. Diketahui, dua tim teratas dari masing-masing grup di putaran ketiga berhak lolos langsung ke turnamen utama.

Selanjutnya, Samurai Biru akan bertamu ke Indonesia dan China pada 15 dan 19 November 2024 mendatang.

Baca Juga

Mantap! Rumput SUGBK Siap Dipakai Laga Timnas Indonesia Vs Jepang dan Arab Saudi

Menjelang dua pertandingan itu, mantan pelatih Timnas Jepang, Alberto Zaccheroni, membocorkan kekuatan utama Samurai Biru yang bisa menjadi catatan bagi Timnas Indonesia. 

Zaccheroni mengatakan, tim yang kini dilatih Hajime Moriyasu itu memiliki kecepatan dan stamina yang berbeda dengan tim lainnya.

Baca Juga

Kabar Buruk! Asnawi Mangkualam Cedera, Potensi Absen saat Timnas Indonesia Vs Jepang

“Saya ingin tegaskan kembali bahwa kualitas permainan Jepang sudah tinggi. Menjadi cepat dan tak terkalahkan adalah karakteristik atlet Jepang yang luar biasa,” kata Zaccheroni dilansir dari laman resmi Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA), Kamis (24/10/2024).

“Atlet dari negara lain memang kuat, cepat, atau kuat dan cepat, namun pemain Jepang tidak hanya cepat tetapi juga memiliki stamina,” sambungnya.

Baca Juga

Bintang Jepang Kubo Ogah Remehkan Timnas Indonesia, Bawa-Bawa Ngerinya Atmosfer Fans Garuda

“Di luar negeri memang ada atlet seperti ini, namun atlet Jepang lah yang mampu berlari selama 90 menit, kehabisan tenaga dan stamina, menjulurkan lidah, dan tetap berlari,” tambah mantan juru taktik AC Milan itu.