Komentar Mengejutkan Ancelotti Usai Timnas Brasil Dipermalukan Jepang

TOKYO, iNews.id – Pelatih Timnas Brasil, Carlo Ancelotti, mengomentari kekalahan memalukan timnya dari Jepang dengan skor 2-3 dalam laga uji coba internasional di Tokyo, Selasa (14/10/2025). Pelatih asal Italia itu mengakui skuadnya tidak mampu bereaksi dengan baik setelah kesalahan fatal yang dilakukan bek Fabricio Bruno, yang menjadi titik balik kekalahan Brasil.
Brasil sempat memimpin dua gol di babak pertama dan terlihat menguasai jalannya pertandingan. Namun, Jepang bangkit luar biasa di babak kedua. Petaka bagi Brasil bermula ketika Fabricio Bruno kehilangan bola di dalam kotak penalti sendiri, yang langsung dimanfaatkan Jepang untuk mencetak gol pertama dan membalikkan momentum pertandingan.
“Itu pelajaran berharga. Ada banyak hal yang harus kami pelajari dari pertandingan ini, terutama di babak kedua,” kata Ancelotti dalam konferensi pers usai laga, dikutip dari KBS.
Pelatih berusia 65 tahun itu menegaskan bahwa timnya tampil dominan di babak pertama, namun kehilangan fokus dan kendali setelah kesalahan pertama terjadi. “Kami tidak bereaksi dengan baik terhadap kesalahan itu. Semuanya berada dalam kendali sampai momen itu datang, lalu kami kehilangan kepala,” ucapnya.
Ancelotti menolak menganggap para pemainnya memiliki sikap yang salah. Menurutnya, kekalahan ini murni disebabkan oleh reaksi psikologis yang tidak tepat setelah tim melakukan kesalahan.
“Tim bermain bagus melawan Korea Selatan dua hari lalu. Malam ini kami juga tampil baik di babak pertama, tetapi babak kedua berbeda. Saya tidak berpikir para pemain memiliki sikap yang buruk, mereka hanya kehilangan ketenangan setelah kesalahan itu,” tegas mantan pelatih Real Madrid tersebut.
Kekalahan ini menjadi yang kedua bagi Ancelotti sejak resmi menangani Brasil. Sebelumnya, dia juga harus menerima hasil pahit ketika Brasil kalah 0-1 dari Bolivia dalam laga kualifikasi yang digelar di stadion dengan ketinggian sekitar 4.150 meter di El Alto.
Dalam laga kontra Bolivia itu, gol tunggal tercipta lewat penalti Miguelito di penghujung babak pertama. Usai laga, Ancelotti sempat memprotes keputusan wasit dan kondisi pertandingan, termasuk tekanan atmosfer tinggi yang membuat bola terasa lebih ringan.
“Pertandingan itu sangat sulit, baik secara fisik maupun teknis. Hal-hal seperti ini seharusnya menjadi tanggung jawab ofisial pertandingan, bukan pelatih,” ujar Ancelotti setelah kekalahan tersebut.
Kritik keras juga datang dari Presiden Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF), Samir Xaud, yang menilai timnya tidak hanya kalah dari lawan di lapangan, tetapi juga dari faktor eksternal.
“Kami bermain melawan 14 orang, dan itu sangat menyedihkan,” ujar Xaud. “Dari wasit, polisi, hingga anak-anak bola yang terus mengganti bola sesuka hati — semuanya seperti melawan kami. Ini bukan sepak bola profesional, ini seperti permainan di taman.”
Meski demikian, di bawah kepemimpinan Ancelotti, Brasil tetap memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2026, dengan catatan dua kemenangan, satu hasil imbang, dan dua kekalahan dalam lima laga awal.
Ancelotti menegaskan kekalahan dari Jepang harus dijadikan bahan refleksi menjelang pertandingan persahabatan berikutnya. Menurutnya, Brasil memiliki kualitas luar biasa, namun masih harus memperbaiki konsistensi dan mental bermain.
“Yang terpenting adalah bagaimana tim merespons kekalahan ini. Kami punya banyak pemain hebat, tapi sepak bola modern menuntut mental yang kuat. Ini bukan tentang kesalahan individu, tapi bagaimana tim bereaksi setelahnya,” tuturnya.
Bagi Ancelotti, kekalahan dari Jepang bukan akhir segalanya. Ia menilai hasil ini sebagai pelajaran penting bagi tim Samba untuk memperkuat karakter, kedewasaan, dan kemampuan mengendalikan emosi di tengah tekanan.
“Setiap kekalahan membawa pelajaran. Saya yakin kami akan kembali lebih kuat,” tutup Ancelotti dengan tenang.
Editor: Abdul Haris