Naturalisasi Jay Idzes Rampung, Kedalaman Lini Belakang Timnas Indonesia Bikin Ngeri!

Dengan naturalisasi Idzes, maka kedalaman lini belakang Timnas Indonesia menjadi cukup mengerikan. Pasalnya, Shin Tae-yong akan memiliki stok bek tengah yang sangat melimpah.

Baca Juga

Tiba di Tanah Air, Bek Liga Italia Jay Idzes Siap Gabung Timnas Indonesia

Selain Idzes, sudah ada dua bek tengah keturunan lain menghuni pos bek tengah skuad Garuda. Mereka adalah Jordi Amat dan Elkan Baggott.

Jordi menawarkan ketenangan di lini tengah skuad Garuda. Pasalnya, pemain keturunan Makassar itu sudah kenyang pengalaman di sepak bola Eropa, utamanya Liga Inggris dan Spanyol.

Saat ini, Jordi juga masih bermain di level tertinggi sepak bola Asia. Betapa tidak, klub yang diperkuatnya, Johor Darul Tazim (JDT) merupakan tim langganan peserta Liga Champions Asia.

Elkan juga merupakan bek jangkung yang siap menghadirkan ancaman bagi penyerang lawan. Di usianya yang masih menginjak 20 tahun, Elkan sudah meniti karier di Inggris, yang merupakan kiblat sepak bola internasional.

Bersama Ipswich Town, Elkan merasakan langsung sentuhan eks asisten pelatih Manchester United, Kieran McKenna. Penampilannya bersama skuad Garuda dalam beberapa laga terakhir pun cukup konsisten.

Selain itu, masih ada bek tengah lain yakni, Rizky Ridho yang penampilannya bersama Persija Jakarta begitu konsisten. Dengan hadirnya Idzes, maka salah satu dari ketiga nama tersebut harus dikorbankan jika Shin Tae-yong ingin menerapkan skema tiga bek.

Terlebih jika ingin menerapkan skema dua bek tengah, Shin Tae-yong tentu akan pusing memilih dua dari empat bek tengah tersebut. Perlu dicatat  bahwa pemain lain seperti Alfeandra Dewangga dan Rachmat Irianto juga bisa dipasang sebagai bek tengah.

Kedalaman lini belakang Timnas Indonesia tidak hanya nampak pada pos bek tengah. Di pos bek sayap, Shin Tae-yong juga memiliki beragam opsi.

Di pos bek kiri, terdapat nama Pratama Arhan, Shayne Pattynama, Yance Sayuri dan Edo Febriansyah. Sementara di pos bek kanan, terdapat Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam.

Editor: Fitradian Dhimas Kurniawan