Prediksi Jerman Vs Swedia: Kutukan Juara Bertahan Hantui Der Panzer
SOCHI, iNews.id – Kutukan juara bertahan menghantui tim nasional Jerman jelang meladeni Swedia pada laga kedua mereka di Piala Dunia 2018, Minggu (24/6/2018) dini hari WIB. Jika kembali kandas pada laga di Fisht Stadium, Sochi, maka nasib Der Panzer di Piala Dunia kali ini akan menyamai tiga juara bertahan pada empat edisi terakhir.
Prancis yang juara 1998, Italia (2006), dan Spanyol (2010), langsung tersingkir di fase grup saat mereka coba mempertahankan gelarnya di edisi berikutnya. Kutukan itu membuat Jerman waswas, terlebih setelah mereka dikejutkan dengan kekalahan 0-1 dari Meksiko pada laga perdana mereka pekan lalu.
Namun, Der Trainer Jerman Joachim Loew coba bersikap tenang. Dia tak percaya kutukan itu bakal menjatuhkan timnya.
“Semua orang sangat termotivasi terhadap pemegang gelar dan sangat sulit untuk menahan rasa lapar dan semangat untuk mengulangi prestasi itu. Tapi kami akan menunjukkan reaksi terhadap ini. Jika kami menang kami kembali dalam persaingan,” tutur Loew, dikutip AFP.
Pelatih yang sudah menemani tim itu sejak Piala Dunia 2006 sebagai asisten Juergen Klinsmann itu punya alasan yang cukup untuk tetap optimistis. Setelah tidak ikut serta dalam Piala Dunia 1950, Jerman sukses memenangkan trofi pada tahun 1954 dan selalu berhasil mencapai setidaknya perempat final sejak saat itu. Mereka juga belum tersingkir dari turnamen besar di babak penyisihan grup sejak Piala Eropa 2004.
Meski begitu, Der Panzer harus pasang kuping kuat-kuat mendengar badai kritik yang menghantam. Harian Bild menggambarkan kekalahan dari Meksiko sebagai suatu kejadian memalukan.
Koran dengan oplah terbanyak di Jerman itu menjadikan Mesut Oezil target utama, begitu pun gelandang bertahan Sami Khedira. Tercatat ada enam pemain alumnus final Piala Dunia 2014 saat mereka melibas Argentina 1-0 yang menjadi starter saat menghadapi Meksiko.
Namun, Loew tetap pasang badan buat para pemainnya itu. Dia bersikukuh bahwa buruknya satu dua pemain tak memengaruhi tim secara keseluruhan.
“Kenapa harus begitu? Kami semua dikritik dalam hal kinerja, itu normal. Tapi kepercayaan pada pemain yang telah bermain selama tiga, empat tahun di tingkat atas tidak akan terguncang setelah satu pertandingan,” kata Loew, dikutip AFP.