Presiden UEFA Kapok Euro Digelar di Banyak Negara: Gagasan Ini Tidak Benar dan Tak Adil
NYON, iNews.id- Presiden UEFA, Aleksander Ceferin kapok menggelar Euro dengan format tuan rumah di banya negara. Dia menilai gagasan ini tidak dibenarkan dan tak adil bagi suporter.
Penyelenggaraan Euro 2020 memang terbilang unik. Tahun ini, sejumlah negara ditunjuk sekaligus sebagai tuan rumah ajang sepak bola terbesar di Eropa.
Demi memperingati usia Euro ke-60, sejumlah negara pun ditunjuk. Hasilnya, fase grup diadakan di Rusia, Azerbaijan, Jerman, Italia, Hungaria, Belanda, Rumania, Skotlandia dan Inggris.
Masing-masing negara lalu ditunjuk secara bergantian menggelar babak 16 besar, perempat final, semifinal dan final. Namun, Ceferin menganggap format ini dianggap merugikan bagi pemain dan penggemar.
Pasalnya, setiap tim tetap menggelar pemusatan latihan di negara masing-masing. Hal itu dianggap tidak adil, karena pemain harus melakukan perjalanan yang panjang. Belum lagi penggemar juga harus berpindah tempat, di tengah pandemi.
“Saya tidak akan mendukung gagasan ini lagi. Saya pikir hal ini terlalu menantang dan tidak benar dalam satu sisi. Beberapa tim harus melakukan perjalanan lebih jauh ketimbang lainnya,” kata Ceferin dikutip BBC, Jumat (9/7/2021).
“Bagi penggemar juga tidak adil. Mereka berada di Roma dan harus ke Baku di hari berikutnya, dengan penerbangan selama 4,5 jam. Ide ini menarik, namun sulit untuk dilaksanakan. Saya pikir kami tak akan melakukan hal serupa,” ujarnya.
Keputusan menggelar Euro 2020 di sejumlah negara sekaligus diambil sebelum Ceferin memimpin. Gagasan ini dibuat oleh presiden sebelumnya, Michel Platini, yang mengusulkannya sejak 2012 lalu.
Editor: Ibnu Hariyanto