Proses Naturalisasi Sandy Walsh hingga Jordi Amat Segera Tuntas, Siap Tampil di Piala Asia

JAKARTA, iNews.id- Exco PSSI, Hasani Abdulgani memberikan kabar baik perihal proses naturalisasi keempat pemain yang diminta Shin Tae-yong. Dia menyebut proses naturalisasi tak lama lagi rampung agar bisa tampil di Piala Asia 2023.

Empat emain yang dimaksud adalah Sandy Walsh, Jordi Amat, Mees Hilgers dan Ragnar Oratmagoen. Hasani mengabarkan langsung proses yang tengah dijalankannya itu di Instagram pribadinya (@hasaniabdulgani), Sabtu (15/1/2022).

Baca Juga

Rumor Jay Idzes dan Tarik Muharemovic Diincar AC Milan Kian Kencang, CEO Sassuolo Akhirnya Buka Suara

Menurut Hasani, PSSI terus mengejar agar proses keempat nama tersebut bisa rampung dalam waktu dekat. Dokumen Jordi dan Sandy pun sedang diurus melalui agen PSSI yang bera di Eropa.

"Dokumen Jordi Amat dan Sandy Walsh sudah dikirim dari agen di Eropa kepada PSSI (saat ini lagi diproses tim legal). Mudah-mudahan minggu depan ada kabar, komplet atau masih perlu tambahan," tulis Hasani di Instagramnya pribadinya, dilihat Sabtu (14/1/2022).

Baca Juga

Mees Hilgers, Pemain Keturunan Indonesia Incaran PSSI Punya Statistik Tekel Terbaik di Liga Belanda

Kemudian, dua pemain lainnya akan menyusul dalam waktu dekat. Hilgers dan Oratmagoen sudah berjanji akan mengirim dokumen paling lambat di bulan Febuari melalui agen mereka.

Baca Juga

PSSI Wajib Tahu, Ini Syarat Khusus dari Menpora untuk Naturalisasi Sandy Walsh Dkk

"Untuk Mees Hilgers dan Ragnar Oratmagoen, janji agennya akan dikirim dokumen bulan Februari," tuturnya.

PSSI pun menargetkan proses tersebut bisa berlangsung dengan cepat. Pasalnya, mereka diklaim akan diandalkan saat Timnas Indonesia berlaga di event terdekat. Skuad Garuda akan melakoni kualifikasi Piala Asia 2023 pada 8-14 Juni 2022.

Baca Juga

Mengenal Mees Hilgers, Pemain Berdarah Manado Dilirik Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia

"PSSI mentargetkan 4 pemain tersebut bisa membela Timnas di babak ketiga kualifikasi Piala Asia 2023, Juni mendatang," katanya.

Editor: Ibnu Hariyanto