PSSI Tanggapi Kabar Jepang Keluar dari AFC: Itu Hoaks dan Bikin Malu Indonesia!
JAKARTA, iNews.id – Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi, menanggapi kabar Jepang akan keluar dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Dia menegaskan, itu adalah berita bohong. Dia menyebut isu tersebut tidak memiliki dasar dan telah menimbulkan kebingungan di kalangan pejabat AFC.
Yunus menjelaskan rumor itu berasal dari pemberitaan media Indonesia yang terpancing oleh informasi tanpa sumber jelas. Akibatnya, isu tersebut menyebar luas hingga menjadi bahan perbincangan di tingkat internasional.
“Teman-teman media ingat, AFC media sangat memantau pemberitaan di Tanah Air. Kami di Riyadh dicecar oleh anggota AFC dan media mereka soal kevalidan berita itu,” ujarnya dalam konferensi pers, Jumat (24/10/2025).
Dia menambahkan, sejumlah pejabat AFC merasa heran dan mempertanyakan kebenaran informasi tersebut. “Mereka heran dan mempertanyakan sumbernya, karena dinilai media di Indonesia menyebarkan berita tidak benar,” lanjutnya.
Kasus penyebaran berita Hoaks itu ternyata tidak hanya menimbulkan kesalahpahaman, tetapi juga memengaruhi citra Indonesia di mata komunitas sepak bola Asia. Yunus menegaskan PSSI kini harus bekerja lebih keras untuk mengembalikan reputasi dan kepercayaan AFC terhadap media maupun federasi Indonesia.
Sementara itu, Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga sedang berupaya keras memulihkan kembali kepercayaan dunia sepak bola internasional terhadap Indonesia. Menurut Erick, dua peristiwa terakhir membuat nama Indonesia sempat tercoreng. Pertama, pemutusan kerja sama lebih awal dengan tim kepelatihan Patrick Kluivert dan stafnya, yang memicu kritik di media sosial setelah kegagalan Timnas Indonesia di babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Kedua, kekosongan posisi pelatih kepala Timnas senior setelah pemutusan kontrak tersebut membuat Indonesia kemungkinan tidak berpartisipasi dalam FIFA Matchday periode November 2025. Sebagai gantinya, jadwal tersebut akan difokuskan untuk Timnas U-23.
Erick menegaskan dirinya tidak ingin terburu-buru menunjuk pelatih baru hanya demi menenangkan publik. “Yang pasti, tidak mudah dan tidak bisa buru-buru mencari pelatih karena kondisi ini. Saya harus sosialisasi ke sepak bola internasional tentang apa yang sebenarnya terjadi, dan berusaha meraih kembali kepercayaan komunitas sepak bola dunia terhadap kita,” tegasnya.
Dia juga menilai kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi seluruh pihak agar lebih berhati-hati. “Ini pelajaran buat kita semua. Kita harus hati-hati. Kepercayaan internasional tidak datang begitu saja. Harus dijaga dan dibangun. Karena itu, saya tidak mau asal cepat menunjuk pelatih. Kita harus bangun dulu kembali kepercayaan itu secara bertahap untuk bisa dapatkan pelatih Timnas,” sambungnya.
Pernyataan Yunus dan Erick memperlihatkan bahwa PSSI kini lebih fokus pada perbaikan citra dan tata kelola komunikasi publik, terutama dalam menghadapi sorotan media internasional. Kesalahan kecil dalam pemberitaan, apalagi yang bersifat hoaks, bisa berdampak besar terhadap reputasi sepak bola Indonesia di mata dunia.
Langkah hati-hati Erick Thohir dalam mencari pelatih baru dan upaya Yunus Nusi menjaga kredibilitas informasi menjadi sinyal bahwa federasi kini ingin bergerak lebih profesional dan transparan. PSSI sadar, kepercayaan internasional adalah modal utama untuk membawa sepak bola Indonesia menuju arah yang lebih baik.
Editor: Abdul Haris