Roboh saat Tanding, Pesepak Bola Muda Yunani Meninggal Dunia di Lapangan
ATHENA, iNews.id - Pemain klub kasta ketiga Liga Yunani, Alexandros Lampis, meninggal dunia akibat serangan jantung. Nyawanya tidak bisa diselamatkan lantaran minimnya penanganan di stadion tempat timnya bertanding.
Insiden itu terjadi ketika Lampis tengah bermain untuk Ilioupoli FC dalam sebuah pertandingan di Stadion First Municipal pada Rabu (2/2/2022). Laga baru berjalan lima menit, Lampis tiba-tiba roboh. Celakanya penanganan di lapangan kurang memadai.
Tim medis tak bisa melakukan resusitasi jantung dan paru-paru (RJP) karena tidak tersedia defibrilator atau alat pacu jantung. Nahasnya, tidak ada ambulans di stadion yang tersedia membawa Lampis ke rumah sakit terdekat.
Setelah 20 menit berlalu tanpa penanganan memadai, Lampis akhirnya wafat. Dia meninggal dunia di usia yang masih muda, yakni 21 tahun. Pihak klub mengumumkan kabar duka itu lewat media sosial.
"Aleko kami, teman kami, saudara kami. Anda pergi dengan sangat tidak adil. Seluruh tim, seluruh kota berduka hari ini,” bunyi pernyataan resmi klub dilansir dari The Sun, Kamis (3/2/2022).
"Tidak ada kata yang bisa diucapkan. Hanya rasa sakit yang tidak tertahankan. Selamat jalan Alecara,” sambung pernyataan resmi itu.
![]()
Baca JugaKabar Duka, Pemain Persikabo Raychan Adji Tewas Kecelakaan Jelang Hadapi Arema FC
Lihat postingan ini di Instagram
![]()
Baca JugaPolres Karawang Gelar Rekonstruksi Pembunuhan Pemilik Rumah Makan di GOR Panathayuda
Sebuah kiriman dibagikan oleh Γ.Σ Ηλιούπολης / Ilioupoli FC (@ilioupolifc)
Insiden tragis tersebut kembali membangkitkan ingatan mengenai Christian Eriksen pada Piala Eropa 2020, Juni silam. Seperti Lampis, Eriksen kolaps di lapangan saat bermain.
Bedanya, pemain Timnas Denmark itu mendapat penanganan yang memadai. Rekan setimnya bergerak cepat dan tim medis sigap melakukan penanganan. Tindakan RJP bisa dilakukan sehingga nyawa Eriksen selamat.
Kematian Alexandros Lampis tentu sungguh disesalkan. Andai mendapat penanganan yang memadai, nyawanya masih bisa diselamatkan.
Editor: Dimas Wahyu Indrajaya