Trauma Tragedi 2022 Masih Membekas, Laga Arema FC di Kanjuruhan Sepi Meski Dijaga 1.402 Personel
Penonton yang hadir pun wajib mengikuti pemeriksaan berlapis. Mulai dari pengecekan tiket, pemeriksaan barang, hingga pemindaian wajah atau face recognition diberlakukan demi meminimalisir potensi gangguan keamanan. Prosedur ketat ini diterapkan meski jumlah penonton belum memenuhi kapasitas maksimal stadion.
Situasi di dalam stadion juga menunjukkan banyaknya tribune kosong, termasuk di tribune utara dan selatan yang biasanya menjadi titik konsentrasi fans Ultras Aremania. Ini menjadi kontras dengan laga-laga kandang Arema FC di masa lalu yang selalu dipenuhi lautan biru suporter fanatik.
Pasca tragedi 1 Oktober 2022 yang menewaskan 135 orang dan melukai ribuan lainnya, Arema FC harus menjalani status sebagai tim musafir. Mereka sempat bermarkas di Jakarta, Bali, dan Blitar. Barulah di dua laga terakhir musim lalu — menghadapi Persik Kediri dan Semen Padang — mereka kembali ke Stadion Kanjuruhan.
Kini, meski sudah kembali ke rumah sendiri, trauma dan kehati-hatian masih membayangi baik suporter maupun pihak penyelenggara. Kapolres Malang menegaskan, setiap pihak yang terlibat — penonton, pemain, hingga ofisial — mendapat pengamanan setara, dan masyarakat diimbau tetap waspada serta melaporkan potensi gangguan keamanan.
“Kami ingin pertandingan sepak bola menjadi tontonan menarik dan hiburan sehat bagi masyarakat. Mari kita wujudkan suasana yang aman, nyaman, dan menyenangkan di Stadion Kanjuruhan,” pungkas Kapolres.
Editor: Abdul Haris