Anak Kelamaan Main HP Bisa Bikin Mata Juling, Ini Faktanya
 
                 
                JAKARTA, iNews.id – Saat ini, orang sudah tidak bisa dipisahkan dengan gadget, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak. Namun, perlu diingat terlalu lama berinteraksi dengan gadget dan layar elektronik lainnya dapat menyebabkan kerusakan pada mata.
Salah satunya mata juling alias strabismus. Kerusakan mata ini tidak hanya mengancam orang dewasa tapi juga anak-anak. Otot mata lelah menjadi salah satu penyebab mata juling.
 
                                    Ini diungkapkan Dr Ni Retno Setyoningrum, dokter subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics. Dia mengatakan anak-anak boleh menggunakan gadget dari usia 2 tahun. Namun, perlu dibatasi hanya 30 menit.
"Kemudian TV boleh 2 jam. Namun tidak boleh fokus mata pada televisi konsterasi penuh. Ini akan mengubah behavior dan mata menjadi capek. Karena sinar akan menyebabkan mata terkena radiasi terus sehingga terjadi peradangan, bisa menyebabkan minus," katanya.
 
                                    Dia pun menyarankan agar anak-anak keluar rumah atau ruangan 2 jam sekali untuk melihat alam atau lingkungan sekitar agar mata bisa melihat pandangan jarak jauh. Selama ini mereka terfokus di ruangan dengan handphone, tabs, laptop atau televisi.
"Untuk anak-anak punya faktor bawaan juling. Jadi cepat sekali julingnya. Zaman dulu baru setelah dewasa mengalami dampak juling," kata Dr Ni Retno.
 
                                    Secara teori strabismus terjadi akibat terganggu/lemahnya kontrol otak terhadap otot mata yang menyebabkan posisi kedua bola mata menjadi tidak sejajar. Risikonya, penyandang mata juling sering mengalami pandangan kabur, penglihatan ganda, sakit kepala, dan kelelahan saat beraktivitas.
 
                                    Studi menyebutkan penyandang strabismus riskan terserang gangguan mental 10 persen lebih tinggi, di antaranya depresi, ansietas, fobia sosial, hingga skizofrenia. Temuan lain mendapat, 80 persen penyandang mata juling merasa malu atau terhina dalam berbagai situasi sosial, 89 persen mengalami kesulitan mempertahankan kontak mata saat berbicara, dan 75% bahkan mengadopsi postur atau perilaku tertentu untuk menyembunyikan kondisi mata mereka.
Apa mata juling bisa disembuhkan, bagaimana penanganannya? Solusi penanganan salah satunya operasi korektif. "Ini bukan sekadar prosedur kosmetik, melainkan intervensi medis yang memberikan dampak positif jangka panjang," kata Dr Ni Retno.
 
                                    Tetapi untuk kasus tertentu (ringan) mata juling ringan tidak harus selalu operasi dapat menggunakan kaca mata sebagai terapi. Perlahan mereka akan sembuh.
"Riset di Jepang menunjukkan bahwa tiga bulan setelah operasi mata juling, para pasien mengalami peningkatan signifikan dalam fungsi penglihatan, kesehatan fisik, dan kesehatan mental mereka," ujarnya.
Editor: Dani M Dahwilani