Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Trump: Amerika Negara Kekuatan Nuklir Nomor 1, tapi Saya Benci Mengakuinya
Advertisement . Scroll to see content

Makin Mahal, Harga iPhone Bisa Naik 3 Kali Lipat Dampak Tarif Trump

Rabu, 09 April 2025 - 19:24:00 WIB
Makin Mahal, Harga iPhone Bisa Naik 3 Kali Lipat Dampak Tarif Trump
Harga iPhone bisa naik tiga kali lipat akibat kebijakan Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor. (Foto: AP)
Advertisement . Scroll to see content

CALIFORNIA, iNews.id - Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan tarif impor yang sangat tinggi pada barang-barang dari puluhan negara diperkirakan memicu kenaikan harga. Beberapa barang dari produk pakaian hingga eletronik seperti iPhone bisa semakin mahal bahkan melonjak tiga kali lipat.

Presiden Trump beralasan, pemberlakuan tarif impor yang tinggi tersebut akan mendorong perusahaan asing untuk membuat produk di AS dan membuat industri dalam negeri kembali bergairah. Trump dan pejabat ekonomi AS yakin, banyak industri manufaktur pada akhirnya akan dipindahkan ke AS yang mempekerjakan jutaan orang warganya.

Namun, Dan Ives, kepala riset teknologi global di perusahaan jasa keuangan Wedbush Securities menilai ide Trump tersebut hanya kisah fiksi. Kenaikan tarif justru memicu kenaikan harga yang sebagian besar akan ditanggung oleh konsumen Amerika. 

Dia memperingatkan, harga iPhone Apple buatan AS bisa melonjak hingga tiga kali lipat dari saat ini sekitar 1.000 dolar AS atau sekitar Rp16,93 juta, menjadi sekitar 3.500 dolar AS atau Rp59,26 juta, hampir Rp60 juta, jika dibuat di AS. Harga yang mahal ini diperlukan agar Amerika bisa mereplikasi ekosistem produksi yang sangat kompleks, seperti yang telah dibangun di Asia.

"Anda membangun (rantai pasokan) itu di AS dengan pabrik di West Virginia dan New Jersey. Harga iPhone tersebut akan menjadi 3.500 dolar AS," kata Dan Ives, dilansir dari CNN, Rabu (9/4/2025).

Harga tersebut mengacu pada pabrik fabrikasi atau fasilitas manufaktur berteknologi tinggi, tempat chip komputer yang memberi daya pada perangkat elektronik biasanya dibuat. Bahkan, Apple akan membutuhkan biaya sekitar 30 miliar dolar AS dan tiga tahun untuk memindahkan hanya 10% dari rantai pasokan mereka ke AS.

Pembuatan dan perakitan komponen ponsel pintar beralih ke Asia beberapa dekade lalu karena sebagian besar perusahaan-perusahaan Amerika fokus pada pengembangan perangkat lunak dan desain produk. Langkah ini menghasilkan margin keuntungan yang jauh lebih tinggi pada perusahaan-perusahaan AS. Bahkan, strategi ini membantu menjadikan Apple sebagai salah satu perusahaan paling bernilai di dunia dan mengukuhkan dirinya sebagai produsen ponsel pintar yang dominan.

Namun, saham Apple telah kehilangan sekitar 25% nilainya sejak pelantikan Trump pada akhir Januari. Hal ini karena kekhawatiran tentang dampak tarif pada rantai pasokannya yang luas, yang sangat bergantung pada China dan Taiwan. Pasalnya, sekitar 90 persen iPhone dirakit di China.

"Itulah mengapa saya pikir Anda bisa melihat apa yang terjadi pada saham, karena tidak ada perusahaan yang lebih terjebak dalam tarif ini di tengah badai kategori lima daripada Cupertino dan Apple. Ini adalah kiamat ekonomi, terutama untuk industri teknologi," kata Ives.

Untuk diketahui, chip yang menggerakkan iPhone sebagian besar diproduksi di Taiwan, sementara panel layarnya dipasok perusahaan Korea Selatan. Beberapa komponen lainnya dibuat di China dan sebagian besar perakitan akhir dilakukan di negara tersebut.

Apple pada bulan Februari mengumumkan akan menginvestasikan 500 miliar dolar AS di AS selama empat tahun ke depan. Ini sebagai bagian dari upayanya memperluas produksi di luar China dan untuk menghindari tarif Trump di negara tersebut.

Harga Naik 43 Persen

Dilansir dari Reuters, Barton Crockett, analis di Rosenblatt Securities yang berbasis di New York juga mengatakan, harga iPhone bisa menjadi 43 persen lebih mahal dengan kebijakan tarif Trump. Harga ini berlaku jika Apple membebankan seluruh biaya tarif yang lebih tinggi kepada konsumen.

Dia mencontohkan, harga iPhone 16e, yang diluncurkan pada bulan Februari dengan harga 599 dolar AS atau Rp10,14 juta bisa naik menjadi 856 dolar AS atau Rp14,49 juta. Harga perangkat Apple lainnya juga bisa melonjak.

Sementara Neil Shah, wakil presiden penelitian di Counterpoint Research dilansir dari CNN, memperkirakan harga iPhone bisa lebih mahal hingga sekitar 30 persen setelah tarif Trump berlaku. Namun, harga bergantung pada tempat pembuatannya.

Apple sebelumnya sudah berupaya untuk mendiversifikasi basis produksinya dari China ke India dan Brasil. Perusahaan ini juga bisa saja mengalihkan produksi komponen utama ke negara-negara yang menghadapi hambatan tarif lebih rendah untuk menekan biaya produksi ponselnya. India diketahui terkena tarif sebesar 26% sedangkan Brasil 10%. 

"Meskipun tarif Trump terhadap Brasil menjadi yang terendah di antara pusat-pusat produksi utama iPhone, negara itu mungkin tidak memproduksi dengan kapasitas yang cukup untuk mengisi kesenjangan yang ditinggalkan oleh China," katanya.

Editor: Maria Christina

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut