Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya Panggil Hacker Benahi Keamanan Coretax: Hacker Kita Jago, Ditakuti Dunia
Advertisement . Scroll to see content

Aplikasi Perpesanan Masih Jadi Daya Tarik Penjahat Siber untuk Kirim Phishing

Sabtu, 17 Juli 2021 - 12:05:00 WIB
 Aplikasi Perpesanan Masih Jadi Daya Tarik Penjahat Siber untuk Kirim Phishing
Aplikasi Perpesanan Masih Jadi Daya Tarik Penjahat Siber untuk Kirim Phishing (Foto: Unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Popularitas aplikasi perpesanan yang kian meningkat rupanya menjadi sasaran baru para hacker atau penjahat siber. Banyak penjahat siber yang memanfaatkan hal ini untuk melancarkan aksinya. 

Aplikasi pesan instan kini jadi modus favorit penjahat siber dalam membagikan link atau tautan phishing. Analis Konten Web Senior di Kaspersky Tatyana Shcherbakova, mengatakan, statistik menunjukkan phishing di aplikasi messenger instan masih menjadi salah satu alat paling populer di kalangan scammer.

"Sebagian karena popularitas aplikasi ini semakin luas di kalangan pengguna, serta kemampuan fungsionalitas bawaan pada aplikasi untuk meluncurkan serangan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (16/7/2021).

Berdasarkan data anonim yang diperoleh secara sukarela oleh Kaspersky Internet Security untuk pengguna Android, telah menunjukkan aplikasi perpesanan mana yang paling populer di antara para scammer phishing.

Secara keseluruhan, Kaspersky menganalisis, klik anonim pada link phishing di seluruh aplikasi messaging seperti, WhatsApp, Viber, Telegram, dan Hangout, dari Desember 2020 hingga Mei 2021, sebanyak 91.242 kali.

Dari hasil tersebut, rupanya WhatsApp menjadi platform paling banyak mendeteksi jumlah tautan berbahaya sebanyak 84,9 persen. Kemudian diikuti Telegram 5.7 persen, Viber 4.9 persen, dan Hangouts 1 persen.

Jumlah pesan berbahaya paling banyak terdeteksi di Rusia (42 persen), Brasil (17 persen) dan India (7 persen). Selain itu, statistik Kaspersky untuk Indonesia menunjukkan sebanyak 738 deteksi untuk WhatsApp dan 39 deteksi untuk Telegram selama periode Desember 2020 hingga Mei 2021.

Dalam hal jumlah serangan phishing yang tercatat per pengguna di WhatsApp, Brasil memimpin dengan 177 deteksi dan disusul oleh India (158). Pada saat yang sama, Rusia menjadi peringkat tertinggi dalam jumlah deteksi berbahaya di Viber (305) dan Telegram (79) dibandingkan dengan negara lainnya.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut