Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : WhatsApp Hadirkan 6 Fitur Baru untuk iOS dan Android, Ada Live Photo
Advertisement . Scroll to see content

Bos WhatsApp dan Telegram Buka Suara soal Hack Ponsel Pegasus

Selasa, 27 Juli 2021 - 12:51:00 WIB
Bos WhatsApp dan Telegram Buka Suara soal Hack Ponsel Pegasus
Bos WhatsApp dan Telegram Buka Suara soal Hack Ponsel Pegasus (Foto: Unsplash)
Advertisement . Scroll to see content

CUPERTINO, iNews.id - Kreator dua aplikasi perpesanan, Telegram dan WhatsApp berkomentar soal software peretasan ponsel Pegasus NSO Group. Mengingat, kedua platform mempunyai pengalaman buruk soal itu.

Komentar itu dilontarkan karena pengalaman menyakitkan dengan spyware. Oktober lalu, WhatsApp mengajukan gugatan terhadap NSO Group, perusahaan spyware Israel di belakang Pegasus yang berhasil meretas akun, setidaknya 1400 pengguna terkemuka pada 2019. 

"Pelaporannya cocok dengan apa yang kami lihat dalam serangan yang kami kalahkan dua tahun lalu, ini sangat konsisten dengan apa yang kami bicarakan saat itu," kata Will Cathcart untuk The Guardian, dan menyebut Apple, yang iPhone-nya rentan terhadap peretasan Pegasus.

Pada catatan yang sama, sekarang ada alat untuk memeriksa apakah iPhone Anda telah diretas oleh spyware Pegasus. Ini tidak terlalu mudah, dan ketika Apple menghubungkan kerentanan yang memungkinkan instalasi Pegasus tanpa klik, mungkin ada kerentanan lain yang dibuka.

Sementara itu, pendiri Telegram Pavel Durov mengklaim Google dan Apple mungkin sengaja acuh tak acuh tentang eksploitasi ini. Karena mereka diminta oleh badan keamanan pemerintah mereka tapi hanya menyamar sebagai kerentanan yang tidak bersalah ketika penggunaannya menjadi terkenal seperti dengan skandal Pegasus saat ini.

"Alat-alat ini dapat meretas ponsel iOS dan Android apa pun, dan tidak ada cara untuk melindungi perangkat Anda darinya. Tidak masalah aplikasi mana yang Anda gunakan, karena sistem dilanggar pada tingkat yang lebih dalam. Menurut pengungkapan Snowden dari 2013, baik Apple dan Google adalah bagian dari program pengawasan global yang menyiratkan perusahaan-perusahaan ini harus, antara lain, menerapkan pintu belakang ke dalam sistem operasi seluler mereka. Pintu belakang ini, biasanya menyamar sebagai bug keamanan, memungkinkan agen AS untuk mengakses informasi di ponsel cerdas mana pun di dunia," ujar Durov. 

Menurut Durov, pembelaan NSO Group mereka hanya menjual perangkat lunak seperti Pegasus kepada pemerintah dan badan keamanan mereka yang diperiksa, pada akhirnya tidak tahan karena "siapa pun dapat mengeksploitasinya."

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut