FBI Nonaktifkan Operasi Malware Rusia, yang Memungkinkan Mata-Mata Mencuri Informasi Sensitif
JAKARTA, iNews.id - FBI telah mengganggu operasi malware yang telah berlangsung lama. Malware memungkinkan mata-mata Rusia mencuri informasi sensitif dari berbagai negara, termasuk pemerintah anggota NASA, jurnalis terkemuka, dan target lainnya yang dianggap menarik Rusia.
Operasi resmi pengadilan, dengan nama kode MEDUSA, mengganggu jaringan komputer peer-to-peer global yang disusupi malware canggih yang disebut Snake. Dijelaskan oleh Departemen Kehakiman AS (DoJ) sebagai “malware spionase dunia maya utama” dari Keamanan Federal Rusia Layanan (FSB).
Para pejabat mengatakan malware dimatikan pada awal minggu ini. Grup peretas yang dikenal sebagai Turla, menghabiskan hampir dua dekade menggunakan versi berbeda dari malware Snake untuk mencuri dokumen sensitif dari ratusan sistem komputer di setidaknya 50 negara.
Menurut DoJ, malware Snake merekam penekanan tombol, yang memungkinkan hacker mencuri kredensial autentikasi akun target seperti nama pengguna dan kata sandi. DJO memperingatkan para korban kredensial yang dicuri masih dapat digunakan untuk secara curang mengakses kembali komputer yang disusupi dan akun lain.
FBI dapat mendekripsi dan mendekode komunikasi Snake melalui analisis malware Snake dan jaringannya. “Dengan informasi yang diperoleh dari pemantauan jaringan Snake dan analisis malware Snake, FBI mengembangkan alat bernama PERSEUS yang membuat sesi komunikasi dengan implan malware Snake di komputer tertentu, dan mengeluarkan perintah yang menyebabkan implan Snake menonaktifkan dirinya sendiri tanpa memengaruhi host komputer atau aplikasi yang sah di komputer,” kata DoJ.
Rusia resmi menyangkal melakukan operasi spionase dunia maya, tapi FBI dan mitranya memiliki sedikit keraguan tentang pentingnya terobosannya, sebagaimana dikutip dari Digital Trends.
Editor: Dini Listiyani