Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Udang Indonesia Kembali Masuk Pasar AS usai Lolos Uji Radioaktif, 106 Ton Dikirim
Advertisement . Scroll to see content

Google Kembangkan Situs Pencegah Virus Korona

Minggu, 15 Maret 2020 - 18:33:00 WIB
Google Kembangkan Situs Pencegah Virus Korona
Google Alphabet bekerja dengan pemerintah AS mengembangkan situs web nasional tentang virus korona (covid-19). (Foto: Google)
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Google Alphabet bekerja sama pemerintah Amerika Serikat (AS) mengembangkan situs web nasional tentang virus korona (covid-19). Ini untuk membantu pertanyaan warga mengenai gejala virus korona, faktor risiko dan pengujian.

"Kami sepenuhnya selaras dan terus bekerja dengan pemerintah AS untuk menahan penyebaran Covid-19, memberi tahu warga, dan melindungi kesehatan komunitas kami," ujar Google, dalam pernyataannya di Twitter, seperti dilansir dari Reuters.

Presiden Donald Trump menyampaikan terima kasih kepada Google pada Jumat, (13/3/2020) waktu setempat, karena mengembangkan sebuah situs web yang akan membantu orang menentukan apakah mereka memerlukan tes virus korona atau tidak. Untuk mewujudkan itu, 1.700 insinyur dikerahkan.

Web ini dikembangkan divisi ilmu kehidupan, Verily, dengan mengembangkan layanan internet yang membantu warga Amerika, apakah perlu dilakukan pengujian terkait virus korona.

Tekanan telah meningkat kepada pejabat AS untuk meningkatkan pengujian virus yang menyebar cepat. Di mana wabah tersebut telah mencapai hampir seluruh negara bagian Amerika. Wabah ini memaksa sekolah tutup, serta berbagai event, seperti olahraga, konferensi dan konser terhenti.

Seperti Google, Verily adalah anak perusahaan Alphabet, berbasis di Mountain View, California, AS. Kerja sama dengan administrasi Trump datang ketika Alphabet menghadapi investigasi antitrust oleh agen federal dan negara atas pencarian dan bisnis periklanan digital.

Selain itu, Trump menuduh Google hasil pencariannya untuk menggambarkannya secara negatif. Perusahaan juga menarik kemarahan pemerintah karena tidak memperbarui kontrak dalam penyediaan teknologi kecerdasan buatan pada program drone militer.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut