Hadapi Perang Teknologi Digital, Indonesia Butuh Pasukan Khusus Siber
Dia memaparkan perbandingan struktur organisasi di tiga institusi militer menunjukkan perbedaan fokus dan kapasitas. Di luar aspek intelijen dan siber yang umum melekat, China juga mengintegrasikan ruang angkasa sebagai kapasitas dalam matra
Kemampuan ofensif idealnya menjadi kapasitas esensial dari matra siber. Data operasi siber yang disponsori negara dari Council of Foreign Relations (CFR) mencatat negara-negara yang aktif menggunakan instrumen siber. "Tiongkok, Rusia, Iran, dan Korea Utara menjadi kelompok negara yang diindikasi kuat intens menggunakan instrumen siber secara ofensif," ujar Andi.
Di sisi lain, lanjut dia Amerika Serikat menjadi negara dengan tingkat serangan siber dari aktor negara tertinggi. Teknologi informasi, lembaga riset/LSM, pendidikan, dan pemerintah menjadi sektor sasaran utama serangan negara tersebut.
"Kalau dibentuk sekarang kira-kira Indonesia akan punya matra siber atau angkatan siber itu 9 tahun. Mungkin baru bisa terealisasi pada tahun 2031 atau 2032," katanya.
Rizaldi, ketua seminar PPRA LXV berharap paparan dalam seminar ini dapat memberikan kontribusi positif dan rekomendasi terbaik bagi kekuatan Indonesia di ASEAN, memperluas konekvitas digital, serta memperkuat pusat pertumbuhan ekonomi ke depan.
Editor: Dani M Dahwilani