Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Facebook Jadi Ladang Konten Radikal dan Terorisme, Ini Faktanya!
Advertisement . Scroll to see content

Hentikan Penipuan, Facebook Hapus Jutaan Akun Palsu

Selasa, 27 Maret 2018 - 20:00:00 WIB
Hentikan Penipuan, Facebook Hapus Jutaan Akun Palsu
Hentikan penipuan, setelah memblokir jutaan akun palsu, Facebook juga fokus pada mereka yang berhasil membuat akun palsu. (Foto: Time)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Aksi penipuan keuangan di media sosial bisa merugikan banyak orang. Untuk itu, Facebook memperkenalkan teknik baru penggunaan mesin pembelajaran (machine learning) yang membantu mendeteksi dan menangani lebih dari setengah juta akun terkait aktivitas penipuan.

Modus yang biasa digunakan, mulai dari kiriman pesan romantis dari orang tidak dikenal yang menarik hati; pemberitahuan sebagai pemenang hadiah undian; atau ajakan membantu orang yang membutuhkan.

"Penipuan ini memiliki satu kesamaan yaitu mereka menyalahgunakan kepercayaan untuk mengambil uang Anda. Hal seperti ini dilarang di Facebook dan kami terus menerus berupaya melakukan hal yang lebih baik untuk melawan hal tersebut," ujar Product Manager, Scott Dickens dalam keterangan tertulis, Selasa (27/3/2018).

Dia menuturkan, kebanyakan penipuan keuangan dilakukan oleh orang yang mengoperasikan akun palsu. Sebab itu, upaya Facebook mendeteksi dan menghentikan pembuatan akun palsu merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. "Kami ingin mencegah tindakan berbahaya yang mungkin mereka lakukan di kemudian hari," ucapnya.

Scott Dickens mengungkapkan, meskipun Facebook telah memblokir jutaan akun palsu dalam proses registrasi setiap hari, pihaknya masih harus fokus pada mereka yang berhasil membuat akun dan memiliki niat buruk untuk menipu.

"Model mesin pembelajaran baru kami dibuat untuk bisa belajar dari kasus penipuan yang pernah terjadi sebelumnya, sehingga mampu mendeteksi kasus penipuan lainnya. Sebagai contoh, kami melihat saat di mana orang mencoba menjangkau orang lain yang berada jauh dari jangkauan koneksi mereka pada umumnya, atau menjangkau orang dalam jumlah yang sangat besar, dengan pola tingkah laku yang berbeda. Teknik pendeteksi otomatis ini merupakan satu-satunya cara kami mengatasi penipuan di Facebook," paparnya.

Dia mengatakan, Facebook memiliki tim peninjau terlatih dan berdedikasi yang bertugas menghapus akun pelaku penipuan. Perusahaan juga mengandalkan laporan dari komunitas Facebook yang diterima setiap hari.

"Dengan menggabungkan kedua hal tersebut, kami telah mengumpulkan banyak contoh penipuan selama beberapa bulan terakhir, dan bulan ini kami akan menindak lebih dari jutaan akun yang terlibat dalam aksi penipuan di platform kami," ungkapnya.

Dia menuturkan, saat tim menemukan sebuah akun yang memiliki keterkaitan dengan aksi penipuan, pemilik akun harus melakukan beberapa hal guna memastikan bahwa mereka tidak mengoperasikan sebuah akun palsu atau salah merepresentasikan diri mereka sendiri.

"Selama proses tersebut, akun mereka tidak bisa digunakan untuk menjangkau orang lain. Jika pemilik akun gagal melakukan verifikasi atau jika tim Community Operations kami memutuskan bahwa telah terjadi pelanggaran kebijakan, akun tersebut akan dihapus," tegasnya.

Scott Dickens mengatakan, pihaknya akan terus berinvestasi di berbagai hal termasuk teknologi dan sumber daya manusia untuk membuat penipu sulit beroperasi di Facebook. Teknik baru mesin pembelajaran ini akan menjadi semakin baik setiap kali mereka menangkap sinyal dari kasus yang sudah terkonfirmasi.

"Orang yang telah kehilangan uang karena penipuan online harus menghubungi pihak berwajib, dan jika Anda melihat sebuah postingan atau pesan yang mencoba mengelabui Anda untuk membagikan informasi atau mengirimkan sejumlah uang, harap segera laporkan profil akun tersebut. Anda dapat mempelajari hal ini lebih lanjut di facebook.com/report ," ujarnya.

"Jika diperlukan, kami akan memberitahu penegak hukum secara langsung, sehingga mereka bisa mengidentifikasi kasus penipuan yang serius tersebut maupun aktivitas ilegal lainnya," tandas Scott Dickens.

Editor: Dani M Dahwilani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut