Keamanan Siber Terancam, Proteksi Data dan Jaringan Butuh Perhatian Serius
JAKARTA, iNews.id - Isu keamanan siber (cyber security) sangat kompleks mulai dari malware, ransomware hingga serangan berbasis web. Masalah ini menjadi perhatian serius banyak pihak.
Perkembangan teknologi digital yang pesat telah memberikan kemudahan bagi aktivitas masyarakat, lembaga dan perusahaan. Namun perkembangan teknologi ini dibayangi semakin canggihnya tingkat kejahatan yang mengancam jaringan, data dan organisasi perusahaan.
Berdasarkan laporan Sonic Wall Cyber Threath Report walaupun serangan ransomware menurun pada 2022, terdapat peningkatan siginifikan sebesar 62 persen pada 2020. Bahkan, pada 2021 naik 105 persen. Ini mencerminkan ancaman keamanan siber terus membayangi.
"Cyber security cakupannya sangat luas dan tidak terbatas. Ini seiring dengan perkembangan digital di Indonesia. Kita hidup di era digitalisasi. Toko tadinya fisik sekarang online. Bank tadinya ke kantor cabang tertentu sekarang sudah ada mobile banking/internet banking. Sebab itu, siber security butuh perhatian serius," ujar Direktur Wahana Piranti Teknologi, Liena Phang di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Mahavira Sistem Integra Daniel Suryo mengatakan, serangan siber tidak hanya mengancam perusahaan (enterprise) tapi juga merambah pada personal termasuk perangkat-perangkat yang ada di rumah.
"Dalam sistem jaringan digital secara global ada tiga bagian yang terlibat, yaitu bad bot (sotware yang menjalankan tugas otomotis). god bot, dan human. Untuk god bot 17,3 persen, bad bot 30,2 persen dan human 52,6 persen. Dalam sistem digital ini tidak bisa terhindarkan," katanya.