Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Duh, Rusia Ungkap Serangan Siber Terbesar dari AS dan Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

Mantis, Botnet Kecil di Balik Serangan DDoS Terbesar

Senin, 18 Juli 2022 - 15:35:00 WIB
Mantis, Botnet Kecil di Balik Serangan DDoS Terbesar
Mantis, Botnet Kecil di Balik Serangan DDoS Terbesar (Foto: Cloudflare)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Serangan DDoS terbesar sepanjang sejarah mulai terungkap. Perusahaan keamanan siber Cloudflare menemukan titik terang dari serangan yang belum lama terjadi itu. 

Sebagaimana dilansir dari Bleepingcomputer, Cloudflare menemukan serangan berasal dari botnet atau sekumpulan program berisi malware bernama Mantis. Mantis yang sukses melakukan serangan DDOS pada 26 juta permintaan per detik yang berasal dari 5.067 perangkat ini digambarkan sebagai botnet paling kuat saat ini.

Cloudflare menjelaskan Mantis bukanlah botnet biasa. Meskipun botnet ini kecil, namun dampak yang bisa dihasilkan sangatlah luar biasa, layaknya Mantis atau belalang sembah.

Seperti diketahui, belalang sembah sendiri memiliki ukuran hanya sekitar 4 inci. Namun belalang sembah dapat memberikan pukulannya atau cakar yang sangat dahsyat.

Botnet biasa perlu berkompromi dengan sejumlah besar perangkat yang terhubung untuk mengumpulkan daya tembak yang cukup untuk memberikan serangan yang mengganggu terhadap target yang dilindungi. Sementara Mantis berfokus pada server dan mesin virtual, yang datang dengan sumber daya yang jauh lebih banyak.

Menghasilkan banyak permintaan HTTPS adalah proses yang menuntut sumber daya, jadi semakin kuat perangkat yang membentuk gerombolan botnet, semakin kuat serangan DDoS yang dapat mereka luncurkan.

Mantis menargetkan entitas di sektor TI dan telekomunikasi (36 persen), berita, media, dan publikasi (15 persen), keuangan (10 persen), dan game (12 persen). Selama 30 hari terakhir, Mantis meluncurkan 3.000 serangan DDoS terhadap hampir seribu pelanggan Cloudflare.

Sebagian besar target adalah organisasi di Amerika Serikat (20 persen) dan Federasi Rusia (15 persen), sementara korban di Turki, Prancis, Polandia, Ukraina, Inggris, Jerman, Belanda, dan Kanada mencapai persentase antara 2,5 persen dan 5 persen.

Untuk membantu mempersiapkan serangan DDoS, Cloudflare sendiri telah mengeluarkan serangkaian tindakan pencegahan dan panduan terbaik tentang cara merespons serangan.

Editor: Dini Listiyani

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut