Meski Dilarang, Pengaruh Film Barbie Tetap Sampai ke Rusia

JAKARTA, iNews.id - Euforia dari film Barbie memang tak dapat dimungkiri. Film garapan Warner Bros  ini bahkan sukses menduduki peringkat satu box office dalam beberapa pekan.

Tak hanya dinanti, tayangan yang mengusung tentang feminisme ini bahkan membuat trend baru. Yakni, sebagian artis hingga influencer melakukan trend pemotretan ala barbie.

Baca Juga

Cinta Laura Unggah Foto Mesra Bareng Arya Vasco sang Pacar, Netizen Heboh: The Real Barbie dan Ken

Tak banyak yang tahu, film Barbie sendiri dilarang tayang di beberapa negara lantaran beragam hal. Salah satunya adalah Rusia yang diketahui pelarangan ini disebabkan oleh Studio film Warner Bros, meninggalkan Rusia pada Maret 2022, sebagai reaksi terhadap serangan negara tersebut terhadap Ukraina.

Namun siapa sangka, meski tak ada penayangannya secara legal namun atmosfer film satu ini sangat kental terasa di Rusia. Ini dibuktikan dengan banyaknya properti atau dekorasi dari beragam tempat yang sarat akan nuansa Barbie.

Baca Juga

5 Film Hollywood Margot Robbie Wajib Ditonton selain Barbie, Nomor 4 Gayanya Nyentrik

Salah satunya adalah OMG Cafe di Moskow, yang kental dengan nuansa merah muda dalam setiap dekorasi bahkan menu yang dihidangkan. Menurut pengelola cafe, pengunjung bahkan meningkat hingga 50 persen selama perayaan Barbie.

Acara akhir pekan Barbie itu pun jadi satu momen yang paling dinanti. Bahkan membuat pengelola memperpanjang acara tersebut hingga seminggu ke depan.

Tak hanya cafe rupanya di toko-toko busana pun pakaian dengan nuansa merah muda dan fuchsia jadi incaran paling laris. Trend warna tersebut bahkan menjadi satu trend yang paling umum dipilih dalam acara pesta Barbie
Pembahasan tentang antusiasme film Barbie juga dibahas dalam Podcast VOA Info Film. Penasaran dengan pembahasan tersebut? 

Yuk simak hanya VOA Info Film - Meskipun Dilarang, Pengaruh Film 'Barbie' Tetap Sampai ke Rusia  hanya di ROOV . Kamu juga bisa mendengarkan tentang ragam isu film internasional yang tengah ramai diperbincangkan lho di podcast tersebut.

Editor: Dini Listiyani