Penyesalan Oppenheimer Atas Bom Atom Hiroshima-Nagasaki: Tangan Saya Berlumuran Darah
JAKARTA, iNews.id - J. Robert Oppenheimer dikenal sebagai bapak bom atom dunia. Di balik kesuksesan yang diraihkan, ada penyesalan Oppenheimer yang tak terungkap.
Bom atom dijatuhkan di Hiroshima telah meluluhlantahkan kehidupan dan mengubah dunia. Perasaan kemenangan menguap setelah kehancuran Nagasaki, yang disebabkan bom atom lain tiga hari setelah Hiroshima.
Rasa muak terlihat begitu jelas di wajah Oppenheimer, sehingga Presiden Harry S. Truman bertanya kepadanya. Jawaban Oppenheimer pun tak terduga.
"Mr. President, saya merasa tangan saya berlumuran darah," kata Oppenheimer kepada Truman menurut American Prometheus, biografi Oppenheimer 2005 dari penulis Kai Bird dan Martin J. Sherwin.
Truman meyakinkan Oppenheimer dia tidak boleh memikul beban bom. Menurut biografi penulis Ray Monk pada 2012, Robert Robert Oppenheimer: A Life Inside the Center, presiden secara pribadi marah dengan apa yang digambarkan kepadanya.
"Darah di tangannya, darah di tangannya tidak sebanyak aku," kata Truman sesudahnya, sebagaimana dikutip dari The Washington Post.
Truman kemudian memberi tahu Dean Acheson, menteri luar negerinya, "Saya tidak ingin melihat dia di kantor ini lagi."
Itu terakhir saat keduanya bertemu, dan Oppenheimer percaya dia mungkin telah melewatkan satu-satunya kesempatan mencegah potensi perlombaan senjata nuklir yang dapat membantai ratusan juta orang.
“Dia tidak meyakinkan presiden, dan sayangnya presiden tidak menyukainya,” kata Charles Oppenheimer, cucu fisikawan itu, kepada The Washington Post.
Editor: Dini Listiyani