Regulator Inggris Minta WhatsApp Tak Bagikan Data ke Facebook
LONDON, iNews.id - WhatsApp mempunyai aturan privasi baru. Regulator data Inggris menuntut WhatsApp agar tidak membagikan data penggunanya ke Facebook.
Elizabeth Denham, Komisaris Informasi Inggris, mengatakan kepada komite parlemen pada 2017 WhatsApp telah berjanji tidak akan memberikan informasi apa pun dari penggunannya ke Fecebook, sebagai sikap mematuhi GDPR.
Dia menuturkan, kesepakatan itu telah diberlakukan oleh otoritas perlindungan data Irlandia hingga masa transisi Brexit berakhir pada 1 Januari lalu. Kini Inggris telah sepenuhnya keluar dari Uni Eropa, sehingga ingin memastikan kesepakatan sebelumnya bisa ditepati WhatsApp kepada Komite Komisaris Informasi di sana.
"Perubahan dalam persyaratan layanan WhatsApp untuk berbagi informasi dengan Facebook tidak berlaku untuk pengguna di Inggris daj UE. Karena pada 2017, kami telah bernegosiasi dengan WhatsApp dan mereka setuju," kata Denham, melansir dari The Guardian, Kamis (28/1/2021).
Denham juga menegaskan kepada komite tidak ada kesepakatan terbaru selain pada saat 2017 itu. "Selama masa transisi (Brexit) hingga 1 Januari, merupakan tugas otoritas perlindungan data Irlandia untuk mengawasi aktivitas WhatsApp. Sekarang telah berubah," tambahnya.
Eksodus pengguna WhatsApp sudah dimulai sejak Juli lalu, sejak perusahaan mengumumkan rencana perubahan aturan privasi baru mulai 8 Februari mendatang, meski kini jadwal tersebut telah diundur.
Hal ini menyebabkan kepanikan besar di antara pengguna aplikasi WhatsApp. Beberapa kekhawatiran yang muncul adalah seputar perubahan yang secara eksplisit menjelaskan pengaturan berbagi data antara WhatsApp dan Facebook di luar “kawasan Eropa”, yang mencakup UE dan Inggris.
Signal dan Telegram mendapat keuntungan besar dari kepanikan ini, dan telah memperoleh tambahan jutaan pengguna dalam tiga minggu pertama bulan Januari. Signal, yang tidak termasuk dalam 1.000 aplikasi teratas di Inggris, pada awal tahun menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di negara sana, dan telah memperoleh 7,5 juta pengguna secara global.
Editor: Dini Listiyani