Terkait Skandal Data Pengguna, Facebook Tangguhkan AggregateIQ
MENLO PARK, iNews.id - Setelah menerima laporan adanya akses tak semestinya ke data pribadi pengguna, Facebook akhirnya memutuskan untuk menangguhkan konsultasi politik AggregateIQ dari platform-nya.
Facebook saat ini sedang berada di bawah tekanan kuat setelah data jutaan penggunanya berakhir di tangan konsultan politik Cambridge Analytica. Orang yang pernah bekerja di Cambridge Analytica, Christopher Wylie mengatakan, Cambridge Analytica bekerja dengan perusahaan Kanada, AggregateIQ.
"Mengingat laporan terbaru, AgregatIQ mungkin berafiliasi dengan SCL dan mungkin, sebagai hasilnya telah menerima data pengguna FB secara tidak benar, kami telah menambahkannya ke daftar entitas yang kami diskors dari platform kami saat kami menyelidiki. Review internal kami berlanjut, dan kami akan bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan apa pun oleh pihak berwenang," kata Facebook dalam sebuah pernyataan yang dikutip iNews.id dari Reuters, Sabtu (7/4/2018).
Strategic Communication Laboratories (SCL) merupakan kontraktor pemerintah dan militer, yang merupakan induk dari CA. Wylie mengatakan, AggregateIQ menerima pembayaran dari kelompok kampanye pro-Brexit sebelum referendum 2016 saat Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa.
Agen federal Kanada yang bertugas melindungi hak privasi individu mengatakan, agensi bersama dengan mitranya di British Columbia, akan bersama-sama menyelidiki Facebook dan AggregateIQ atas skandal data yang sedang berlangsung.
Komisioner privasi British Columbia secara terpisah menyelidiki AggregateIQ mengenai, apakah perusahaan yang berbasis di Victoria telah melanggar peraturan privasi provinsi untuk perannya dalam kampanye Brexit.
Facebook Kanada mengatakan, lebih dari 600.000 orang Kanada memiliki data mereka dibagi tidak layak dengan Cambridge Analytica. Cambridge Analytica menuliskan tweet, data yang mereka peroleh telah dihapus.
"Saat Facebook menghubungi kami untuk memberi tahu, data tersebut diperoleh secara tidak benar, kami segera menghapus data mentah dari server file kami, dan memulai proses pencarian dan penghapusan semua turunannya di sistem kami," bunyi tweet Cambridge Analytica.
Sebelumnya diberitakan, Facebook merilis sebanyak 87juta pengguna, sebagian besar di Amerika Serikat (AS) telah dibagikan secara tidak layak dengan konsultasi politik Cambridge Analytica, naik dari perkiraan sebelumnya yang mengatakan lebih dari 50 juta pengguna.
Editor: Dini Listiyani